Pilihan
Puluhan Destinasi Wisata Tumbuh di Kawasan Hutan di Sumbar
Dibaca : 390 Kali
Ketum PSSI, Erick Thohir Datangkan Direktur Teknik dari Jerman
Dibaca : 383 Kali
Ustad Abdul Somad Geram Panji Gumilang Ajarkan Salam Yahudi di Ponpes
Dibaca : 412 Kali
PUPR Targetkan Perbaikan Jalan Daerah Dimulai Juni 2023
Dibaca : 461 Kali
Mahfud MD: Jika Informasi Dikelola Tertutup, Maka Negara Otoriter
Dibaca : 452 Kali
2 Pekerja Pabrik Rokok Sampoerna Kena Corona, Hasil Rapid Test 100 Positif
Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi. Foto: Dok. Istimewa
SURABAYA - Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim Joni Wahyuhadi menyatakan ada dua orang pekerja pabrik rokok Sampoerna di Rungkut Surabaya positif virus corona.
Namun, dua pasien positif ini telah meninggal dunia pada pertengahan April lalu.
“Meninggal 2 orang, status positif, sudah tanggal 14 April lalu meninggalnya,” kata Joni di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (29/4).
Lebih lanjut, Joni menjelaskan, dari 2 kasus positif ini kemudian dilakukan pelacakan.
Didapatkan ada 165 Orang Tanpa Gejala (OTG) yang sudah dites swab PCR. Namun, hasilnya belum keluar.
Namun, ada 9 orang dengan gejala berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
“Jadi dari 2 (kemudian) ada 9 yang sakit. Dimasukkan ke rumah sakit, opname,” lanjutnya.
Selain itu juga, ada 323 orang lainnya tengah menjalani rapid test. Hasilnya, ada 100 orang diketahui reaktif alias positif.
“Ada 323 yang sudah di-rapid test, yang 323 itu 63 positif (laporan) tadi malam, kemudian dilaporkan sore ini kira-kira menjadi 100 (orang),” pungkasnya.
Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
“Besok yang 100 (orang positif dari rapid test) itu kita swab,” imbuhnya.
Para pekerja tanpa gejala ini, kata Joni, sudah diisolasi di salah satu hotel di Surabaya. Hingga kini para pekerja tanpa gejala ini dalam keadaan sehat.
“Karyawannya sekarang baik-baik (sehat). Ada gejala 9 orang masuk rumah sakit, yang lain baik-baik. Yang di hotel juga baik-baik,” bebernya.
Sementara itu, Joni belum bisa memastikan dari mana penularan pertama terjadi. Pihaknya, tengah melakukan tracing lebih lanjut. Namun, Joni menyebut, ada 500 orang dalam klaster ini. Sedangkan, pabrik sudah ditutup sementara dan semua pekerja sudah diliburkan.
“Sedang berjalan (tracing dan pendataan), total 500-an,” pungkasnya. (kumparan)
=
Tulis Komentar