Pilihan
Puluhan Destinasi Wisata Tumbuh di Kawasan Hutan di Sumbar
Ketum PSSI, Erick Thohir Datangkan Direktur Teknik dari Jerman
Ustad Abdul Somad Geram Panji Gumilang Ajarkan Salam Yahudi di Ponpes
PUPR Targetkan Perbaikan Jalan Daerah Dimulai Juni 2023
Mahfud MD: Jika Informasi Dikelola Tertutup, Maka Negara Otoriter
Pekan Depan Rupiah Kembali Diprediksi Melemah
JAKARTA, PROPERTYBISNIS - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pekan depan, Senin (12/7/2021) diperkirakan akan kembali berfluktuasi dan cenderung melemah.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah parkir di level 14.527,5 turun 2,5 poin atau 0,02 persen. Sepanjang hari rupiah bergerak di rentang 14.527,5--14.549,5.
Ibrahim Assuaibi Direktur TRFX Garuda Berjangka menuturkan pelemahan rupiah akibat adanya kekhawatiran varian delta yang menyebar cepat dari virus Covid-19 dapat menghambat kebangkitan ekonomi global yang sudah menunjukkan kelemahan.
"Sedangkan untuk perdagangan minggu depan tepatnya Senin, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.510-Rp14.550," jelasnya, dikutip Sabtu (10/7/2021).
Pasar terus memantau perkembangan PPKM Mikro Darurat yang sudah berjalan sepekan dari tanggal 3-9 Juli 2021, tetapi perkembangan pandemi Covid-19 belum mengalami penurunan bahkan terus mencetak rekor dalam beberapa pekan terakhir.
Penambahan kasus Covid-19 Indonesia menjadi yang tertinggi kedua di dunia pada Kamis (8/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB kasus baru Covid-19 bertambah 38.391 pasien dalam sehari, Brazil diurutan pertama dengan 53.725 kasus baru, sedangkan India diurutan ketiga dengan 34.443 kasus.
Bukan hanya dalam penambahan kasus baru, dalam penambahan kasus kematian karena virus ini Indonesia pun memecahkan rekor dan menjadi yang tertinggi. Jumlah orang yang meninggal dunia mencapai 859 orang sehingga totalnya 63.760 orang.
Sedangkan detail perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia pada hari kamis, yang terkonfirmasi kasus positif bertambah 38.391 menjadi 2.417.788, Pasien sembuh bertambah 21.185 menjadi 1.994.573 dan pasien meninggal bertambah 852 menjadi 63.760. "Jika kasus baru tidak dapat dikendalikan dan terus bertambah, maka Indonesia bisa mencatatkan kasus aktif yang lebih tinggi dan mendekati Rusia maupun India," jelasnya.
Apalagi saat ini tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (bed occupancy ratio/BOR) telah mencapai 76 persen secara nasional. Meski demikian jika dibedah lebih jauh ke tingkat provinsi hingga kota, banyak daerah yang BOR di RS telah mencapai lebih dari 80 persen dan melewati 90 persen. Hal ini terutama terjadi di daerah-daerah dengan lonjakan kasus tinggi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Di eksternal, Bank Sentral Eropa (ECB) menetapkan target inflasi baru sebesar 2% dalam hasil tinjauan 18 bulan pada hari Kamis. Bank sentral menambahkan bahwa mereka juga akan mentolerir overshoot moderat. Namun, beberapa investor tidak memperkirakan pasar global akan mengalami "taper-tantrum" yang keras seperti yang terjadi di tahun 2013.
Namun, The Fed diperkirakan akan membahas lebih lanjut pengurangan aset dari pembelian aset pada pertemuan tahunan Jackson Hole di bulan Agustus.
Bukti pemulihan ekonomi yang tidak merata datang dengan data pengangguran mingguan AS pada hari Kamis, karena jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik secara tak terduga minggu lalu. (bisnis.com/wan)
Tulis Komentar