Pilihan
Puluhan Destinasi Wisata Tumbuh di Kawasan Hutan di Sumbar
Ketum PSSI, Erick Thohir Datangkan Direktur Teknik dari Jerman
Ustad Abdul Somad Geram Panji Gumilang Ajarkan Salam Yahudi di Ponpes
PUPR Targetkan Perbaikan Jalan Daerah Dimulai Juni 2023
Mahfud MD: Jika Informasi Dikelola Tertutup, Maka Negara Otoriter
Tingkat Kematian Anak di Masa Covid-19 Kian Mengkhawatirkan
JAKARTA -- Angka kematian anak Indonesia di masa pandemi Covid-19 dinilai mengkhawatirkan. Bahkan, angka kematian anak Indonesia di masa pandemi ini disebutkan cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain.
"Memang kalau kita lihat kasusnya ini masih meningkat," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Pulungan saat melakukan pemaparan di Komisi X (Pendidikan) DPR RI, Kamis (25/6).
IDAI menghimpun data sejak Maret, pada saat status Pandemi Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi nasional dari dokter-dokter yang melakukan perawatan pada anak. Berdasarkan data ini, menurut Aman, angka kematian anak Indonesia terkait Covid-19 ini sangat mengkhawatirkan.
Pada Mei lalu, jumlah anak yang positif Covid-19 di Indonesia mencapai 584 kasus. Sementara untuk jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) anak tercatat kurang lebih 3.400.
Jumlah kasus konfirmasi positif anak yang meninggal pada mencapai 14 anak. Adapun PDP anak yang meninggal sebanyak 129. Hingga Juni ini, jumlah anak yang meninggal baik dengan status PDP maupun positif dipastikan naik mencapai ratusan.
"Jadi kalau kami lihat, meninggal baik PDP maupun confirmed ini 200-an (meninggal), makanya kami bisa katakan untuk saat ini yang meninggal anak kita paling banyak di Asia bahkan mungkin di dunia saat ini untuk masa pandemi Covid-19, direct atau indirect," kata Aman.
Data yang dihimpun IDAI sendiri juga memprihatinkan. Menurut Aman, data tersebut menunjukkan anak berusia antara 1 - 5 tahun banyak mengalami kematian terkait Covid-19 baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Aman, dibandingkan India, Myanmar dan Pakistan, sebelum pandemi Covid-19, angka kematan bayi atau balita Indonesia lebih baik. Namun, saat Pandemi Covid-19 anak Indonesia lebih banyak yang meninggal. Meskipun penyebabnya tak mesti terkait Covid-19, Aman mengingatkan bahwa Covid-19 dapat memperparah keadaan.
"Kelahiran kita hampir 5 juta per tahun, dan samoai sekarang ini sudah satu juta yang lahir. Kalau ini sampai akhir tahun, tentulah ada tiga jutaan anak yang akan lahir dan ini harus kita lindungi mereka yang lahir di masa pandemi," kata Aman.
Aman mengatakan, salah satu permasalahan utama yang menjadi penyebab sulitnya mengontrol penyebaran Covid-19 pada anak adalah ketidakmerataan uji PCR di berbagai wilayah. Lambatnya waktu pengecekan pun berpengaruh pada lambatnya penanganan medis yang mestinya diberikan ke anak.
"Di satu provinsi ada 1000 sample yang menunggu diperiksa dan provinsi lain juga harus menunggu beberapa hari, tunggu pesawat baru bisa diperiksa sampelnya," kata Aman menambahkan.
Oleh karena itu, Aman berharap adanya peningkatan sistem kesehatan, khususnya pada anak. Antisipasi Covid-19 pada anak, mulai dari kemampuan tes PCR hingga pemerataan penanganan medis juga harus mendapat perhatian dari pemerintah. (Arif Satrio Nugroho /Andi Nur Aminah/republika)
Tulis Komentar