Pilihan
Puluhan Destinasi Wisata Tumbuh di Kawasan Hutan di Sumbar
Ketum PSSI, Erick Thohir Datangkan Direktur Teknik dari Jerman
Ustad Abdul Somad Geram Panji Gumilang Ajarkan Salam Yahudi di Ponpes
PUPR Targetkan Perbaikan Jalan Daerah Dimulai Juni 2023
Mahfud MD: Jika Informasi Dikelola Tertutup, Maka Negara Otoriter
Prediksi Sri Mulyani meleset, ternyata ekonomi hanya tumbuh 2,97%
JAKARTA - Prediksi Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati terkait pertumbuhan ekonomi di sepanjang Januari-Maret ternyata meleset.
Pasalnya, sampai dengan kemarin Sri Mulyani masih optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 di level 4,5%-4,7%.
“Perkembangan ekonomi Indonesia, ekspor dan impor turun, inflasi stabil, dan investasi langsung tumbuh 8% di kuartal I-2020. Sehingga perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 masih kisaran 4,5%-4,7%,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR Kemarin, Senin(4/5).
Sayangnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Selasa (5/5) menunjukkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2020 hanya mencapai 2,97%. Pencapaian tersebut anjlok bila dibandingkan dengan realisasi di kuartal I-2020 di level 5,07%.
Sebelumnya, Sri Mulyani bilang dampak Covid-19 menjadi pukulan berat bagi perekonomian Indonesia, khususnya pada rentang akhir Februari sampai Maret 2020. Menurutnya, pandemi belum begitu terasa pada Januari-awal Februari 2020.
Bahkan di akhir tahun lalu, optimisme perekonomian dalam negeri bakal membaik karena Amerika Serikat (AS) dan China semakin menunjukkan tanda-tanda kesepakatan dagang. Sehingga menambah optimisme ekonomi dalam negeri di tahun ini.
Nyatanya, lambat-laun dampak Covid-19 tidak hanya berdampak ke sektor pariwisata dan penerbangan, tetapi juga merambah ke berbagai sektor seperti manufaktur.
“Saat ada Covid-19 ini awalnya hanya terasa di sektor pariwisata dan perdagangan karena mitra dagang Indonesia (China) aktivitas ekonominya sudah lebih dahulu terganggu. Tapi, ini merembet kemana-mana,” kata Sri Mulyani.
Di sisi lain, Sri Mulyani melihat dari sisi purchasing managers index (PMI) global terjadi penurunan tajam pada sektor manufaktur dan jasa di hampir seluruh negara.
”PMI Chinaturun tajam justru Januari-Februari karena mereka terjangkit terlebih dahulu dan sekarang bahkan sudah recover. Jadi ini masalah timing dan kemampuannya untuk recovery,” ujar Menkeu
Ke depan, Sri Mulyani menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih banyak tantangan mengingat ekonomi global diprediksi kontraksi. Tingkat ketidakpastian yang tinggi menunjukkan masih adanya risiko downside pada proyeksi. Terlebih perlambatan ekonomi terjadi secara luar termasuk pada mitra dagang utama Indonesia. (Yusuf Imam Santoso/Noverius Laoli)
Tulis Komentar