• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Profil
  • Properti
  • Tips
  • Kreasi
  • Galeri
  • Etalase
  • Ekbis
  • Agama
  • Interior
  • Destinasi
  • More
    • Nasional
    • Foto Bicara
    • Kisah
    • Advertorial
    • Internasional
    • Hukrim
    • Riau
    • Pekanbaru
    • Kesehatan
    • Sekilas Foto
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Features
    • Ulasan
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks

Pilihan

  • +
Perbedaan Vaksinasi Gotong Royong dan Program Pemerintah
Dibaca : 391 Kali
Ayo, Luangkan Waktu Membuat Pupuk Kompos Rumahan
Dibaca : 389 Kali
Dalih Dukung Arahan Presiden, Wako: Warga Wajib Lampirkan Surat Vaksin Saat Akses Layanan Publik
Dibaca : 452 Kali
Anggota DPRD Riau Laksanakan Reses ke Dapil Masing-masing
Dibaca : 496 Kali
RUPS Luar Biasa BRK Bahas Konversi ke Bank Syariah
Dibaca : 533 Kali

  • Home
  • Profil

Kisah Iskandar, Budi Daya Alpukat Seberat 2 Kg

Sekali Panen Bisa Naik Haji dan Beli Honda Jazz

Administrator

Kamis, 12 Maret 2020 22:11:59 WIB
Cetak
Alpukat Markus Aligator, apukat raksasa seberat 2 kg lebih per buah kini dikembangkan Iskandar, warga Desa Pojok, Kecamatan Garum. (Foto: Surya.co.id/imam taufiq)

BLITAR - Di Blitar, Jawa Timur, terdapat budi daya alpukat dengan berat mencapai 2 kilogram. Namanya alpukat Markus Aligator. Kata pemiliknya, Muhammad Iskandar, nama itu tak ada arti khusus. Dinamakan demikian, karena alpukat itu hasil stekkan sendiri, yaitu bibit dari Thailand dengan alpukat lokal (Blitar).

"Bibitnya pemberian teman ayah, yang pulang dari Thailand. Kemudian saya stek sendiri dengan alpukat lokal. Hasilnya, mengejutkan seperti ini," ujar Iskandar, warga Desa Pojok, Kecamatan Garum, Blitar, ditemui di kebuNnya, Rabu (11/3/2020).
Jika dibandingkan dengan alpukat lokal, ukuran alpukat Aligator jauh berbeda. Bisa sampai tiga kali lebih besar, karena rata-rata beratnya 2,2 kg per buah. Malah, orang-orang menyebutnya alpukat raksasa karena besarnya sama dengan kepala bayi.

Pria berusia 34 tahun ini punya 60 pohon, yang sudah berbuah berkali-kali dan buahnya sudah dijual. Ada 5.000 pohon berumur 2 tahun dan tahun depan diperkirakan sudah berbuah.

Untuk mencari rumah Iskandar, tak sulit. Semua orang mengenalnya karena ia dikenal sebagai petani alpukat yang sangat sukses. "Banyak tamu, terutama musik alpukat seperti bulan ini. Rata-rata orang dari luar kota untuk beli bibit," paparnya.

Meski masih terbilang muda, Iskandar bukanlah petani alpukat yang baru mencoba. Ia mengaku sejak usia 9 tahun, sudah diajari bertani alpukat oleh ayahnya. Namun, yang membedakan dengan ayahnya, ia menekuni budi daya alpukat dengan cara menyetek sendiri.

Panen perdana

Iskandar mengatakan, panen perdana alpukat baru terjadi tahun 2019. Dari hasil panen itu ia bisa membeli lahan untuk memperluas lahan alpukatnya. Tak hanya itu, yang membanggakannya, dirinya bisa mendaftar haji bersama istrinya dan beli mobil Honda Jazz.

Iskandar mengatakan, alpukatnya itu banyak yang menyukai. Selain buahnya besar, pohonnya tak tinggi, tapi berbuah lebat sehingga batangnya banyak. "Dari cabang-cabang itu, kami terus menyeteknya, dan terus mempertahankan kualitasnya, terutama buahnya agar tetap besar," ungkapnya.

Bahkan, saking besar buahnya, ia harus banyak menguranginya. Tujuannya, agar batangnya tak sampai patah karena tak kuat menahan beratnya buah. Sebab, satu pohon saja bisa berbuah sampai 200 biji. Namun, sebelum buah itu besar, harus dikurangi separuh atau tinggal 80 sampai 100 buah per pohon.

"Kami harus rutin menghitungnya di saat buah itu masih kentel. Jika tak dikurangi, ya nggak kuat batangnya, karena satu batang saja bisa berbuah 8 sampai 10," paparnya.

Memang, masa panennya agak lebih lama. Untuk alpukat lokal, masa panennya hanya tiga bulan. Sedangkan untuk alpukat Aligator ini sampai tujuh bulan atau lebih lama empat bulan. "Menunggu sedikit lebih lama, namun hasilnya memuaskan. Sebab, buah yang paling kecil saja beratnya 1,8 kg dan yang terbesar berkisar 2,2 kg atau sebesar kepala bayi. Jadi, mau makan kita itu cukup makan satu buah saja, bisa tak habis," ujarnya.

Tak hanya besar, buahnya juga tahan lama atau tak mudah busuk dibandingkan alpukat lainnya yang hanya bertahan sepekan. Alpukat Aligator ini bisa bertahan sampai tiga pekan. Rasa alpukat ini tak hanya pulen, tapi juga legit. Meski terlihat besar, kulitnya ternyata tipis sehingga dagingnya tebal. "Kalau sudah merasakan, pasti ketagihan karena rasa legitnya itu yang menggoda lidah kita," papar Iskandar.

Harga Karena bentuknya yang jauh lebih besar dibanding alpukat lokal, maka harganya pasti berbeda. Harga alpukat aligator Rp 30.000 per 1 kg. Bayangkan, dengan harga segitu, maka setiap pohonnya bakal menghasilkan uang Rp 6 juta. Sebab, setiap pohon atau sekali panen rata-rata berbuah sebanyak 100 biji. Itu dengan estimasi rata-rata per biji seberat 2 kg.

"Tak ada biaya perawatan khusus. Kalau sudah besar, ya hanya disiram saja. Dan, sesekali dikasih pupuk kandang," paparnya.
Soal harga bibitnya, Iskandar mengaku tak mahal karena rata-rata cuma Rp 50.000, dengan tinggi 80 cm. Tak hanya menjual buahnya, permintaan bibit juga tinggi. Di antaranya, ia rutin mengirim pesanan bibit ke Palembang, Penajam (Kaltim), dll. "Rata-rata sebulan permintan ke Kaltim saja sekitar 5.000 bibit. Belum lagi, permintaan ke daerah lainnya, sehingga kami sering kehabisan stok," ujarnya.

Berapa penghasilannya, ia agak malu-malu menceritakan. Namun, katanya, bertani alpukat Aligator ini merupakan salah satu usaha yang punya prospek ke depan. "Setelah dipotong ongkos karyawan (punya 15 karyawan), masih untunglah. Yang penting, kami bisa memberikan pekerjaan buat para tetangga," paparnya.

Kompetitor Alpukat aligator ternyata memiliki pesain, yaitu alpukat asal Vietnam. Namanya alpukat Has. Alpukat ini menguasai sejumlah supermarket di Indonesia. Ukuran alpukat Has dan Aligator sama, begitu juga dengan rasa yang hampir mirip. Namun harganya lebih murah, yakni Rp 21.000 per kg. "Kami akhirnya menurunkan harganya dan kami samakan dengan alpukat Has yang asal Vietnam itu. Tujuannya, agar kami bisa bersaing. Kami minta agar pemerintah bisa membatasi impor alpukat supaya petani kita bisa berjaya," ujar dia. (kompas.com)

=

[Ikuti propertybisnis.com Melalui Sosial Media]


propertybisnis

Berita Lainnya

  • +

Patroli Dan Sosialisasi Karlahut Antisipasi Terjadinya Karlahut di wilayah binaan Koramil 09/Langgam

Ketua DKW Riau Dukung Cak Imin Jadi Ketua Umum

Stan Pemprov Riau Raih Juara II di Pameran LHK 2019

Babinsa Kodim 0313/KPR Sosialisasi Pentingnya Membangun Mental Dan Moral Generasi Muda

FORMASI RIAU Rilis Rapor Merah Kadis LH Rohil, KASN Harap Proses

Ini 3 Bisnis Hotman Paris yang Bikin Hartanya Gak Habis-habis

SMAN 1 Bandar Seikijang Dapat Pembekalan Wasbang Dari Babinsa

Perihatin Terhadap Dampak Linkungan, Pelalawan Pos Gelar Seminar AMDAL dengan Aktivis

Kesah Miris Gedung Pelayanan Disdukcapil Pelalawan

Ini 3 Bisnis Hotman Paris yang Bikin Hartanya Gak Habis-habis

Rapor Merah Kinerja Pemkab Pelalawan, Jadi Sorotan Publik

Ada Kritikan FORMASI RIAU Dianggap hanya Mencari Panggung Semata, Kita Akan Buktikan Kata DR. Muhammad Nurul Huda, SH.,MH



Tulis Komentar



Loading...

Terkini

  • +Indeks
Himperra Riau Jalin Kerjasama dengan BNI Pekanbaru
13 Oktober 2021
Cara Mengajukan KPR Rumah di BTN, BRI, BNI hingga BCA
13 Oktober 2021
PWI Riau dan SKK Migas Gelar Webinar Media dan Pelatihan Wartawan
13 Oktober 2021
Gelar Pelatihan Keterampilan Membuat Abon Ayam, IKWI Riau Hadirkan Praktisi Tata Boga
02 Oktober 2021
Komunitas Hipnotis Kerjasama PWI Pusat
28 September 2021
Konsumen Bisa Cicil KPR dengan Bunga Tetap 4,75 Persen dari BTN
22 September 2021
Kerjasama Bidang Catur Dharma Perguruan Tinggi, UIR dan PWI Teken MoU, MoA dan IA
20 September 2021
Beli Rumah Nyicil KPR atau Ngontrak Seumur Hidup? Kenali Plus Minusnya
17 September 2021
Melihat perbedaan KPR biasa dengan KPR hijau yang kini jadi gaya hidup
16 September 2021
Harus Nombok, REI Mengaku PLTS Atap Sulit Diterapkan di Rumah Subsidi
14 September 2021

Trending

  • +Indeks
Himperra Riau Jalin Kerjasama dengan BNI Pekanbaru
Dibaca : 599 Kali
Cara Mengajukan KPR Rumah di BTN, BRI, BNI hingga BCA
Dibaca : 438 Kali
PWI Riau dan SKK Migas Gelar Webinar Media dan Pelatihan Wartawan
Dibaca : 343 Kali
Gelar Pelatihan Keterampilan Membuat Abon Ayam, IKWI Riau Hadirkan Praktisi Tata Boga
Dibaca : 355 Kali
Komunitas Hipnotis Kerjasama PWI Pusat
Dibaca : 331 Kali
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
PropertyBisnis.com ©2020 | All Right Reserved