Pilihan
Puluhan Destinasi Wisata Tumbuh di Kawasan Hutan di Sumbar
Ketum PSSI, Erick Thohir Datangkan Direktur Teknik dari Jerman
Ustad Abdul Somad Geram Panji Gumilang Ajarkan Salam Yahudi di Ponpes
PUPR Targetkan Perbaikan Jalan Daerah Dimulai Juni 2023
Mahfud MD: Jika Informasi Dikelola Tertutup, Maka Negara Otoriter
Ternyata Bukan Pfizer, Ini Vaksin Terampuh Lawan Varian Delta
JAKARTA, PROPERTYBISNIS - Sebuah studi baru dirilis soal efikasi vaksin Covid-19 lawan varian Delta. Hasilnya, vaksin Covid Moderna ternyata paling efektif melawan varian yang ditemukan di India itu, bahkan melebihi efektivitas vaksin Pfizer/BioNTech.
Ini berdasarkan dua laporan yang diposting di medRxiv pada hari Minggu (8/8/2021). Penelitian yang berbeda itu dilakukan di Amerika Serikat (AS) dan Kanada.
Penelitian pertama melibatkan 50.000 pasien di Mayo Clinic Health System, AS. Para peneliti menemukan efektivitas vaksin Moderna terhadap infeksi telah turun menjadi 76% dari yang sebelumnya hingga 86%.
Untuk vaksin Pfizer/BioNTech, selama periode yang sama, efektivitas vaksin turun menjadi 42% dari yang sebelumnya 76%. Hasil ini membuat para peneliti mengerucut kepada saran yang meminta agar vaksin buatan Moderna digunakan untuk menjadi dosis penguat dalam membentuk antibodi.
"Sementara kedua vaksin tetap efektif untuk mencegah rawat inap Covid-19, suntikan booster Moderna mungkin diperlukan segera bagi siapa saja yang mendapatkan vaksin Pfizer atau Moderna awal tahun ini," kata Dr Venky Soundararajan yang memimpin studi Mayo, dikutip Rabu (11/8/2021).
Studi lainnya melibatkan, penghuni panti jompo lansia di Ontario, Kanada. Hasilnya ada respons kekebalan yang lebih kuat setelah vaksin Moderna diberikan setelah vaksin Pfizer/BioNTech.
"Orang tua mungkin memerlukan dosis vaksin yang lebih tinggi, booster, dan tindakan pencegahan lainnya," kata Dr Anne-Claude Gingras dari Lunenfeld-Tanenbaum Research Institute di Toronto, yang memimpin penelitian di Kanada.
Mengomentari hal ini, juru bicara Pfizer mengatakan bahwa pihaknya yakin bahwa dosis penguat atau booster masih harus diberikan. Terutama dalam melawan Varian Delta lebih ganas dalam penularan dan gejala ini.
"Kami terus percaya ... penguat dosis ketiga mungkin diperlukan dalam waktu enam sampai 12 bulan setelah vaksinasi penuh untuk mempertahankan tingkat perlindungan tertinggi," ujar wakil perusahaan.
Sebenarnya, penelitian mengenai vaksin Covid-19 saat ini sedang dalam pendalaman lanjutan. Pasalnya, beberapa studi mengatakan bahwa antibodi manusia akan memudar setelah beberapa bulan menerima vaksin corona.
Hal ini membuat beberapa otoritas kesehatan di beberapa negara mulai menerapkan dosis ketiga bagi para warganya. Namun, organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa vaksin booster yang saat ini lebih banyak diterapkan negara kaya akan menciptakan defisit vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah.
"Kami membutuhkan pembalikan mendesak dari sebagian besar vaksin masuk ke negara-negara berpenghasilan tinggi, ke sebagian besar ke negara-negara berpenghasilan rendah," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers beberapa pekan lalu.
(cnbcindonesia/wan)
Tulis Komentar