Pilihan
Puluhan Destinasi Wisata Tumbuh di Kawasan Hutan di Sumbar
Ketum PSSI, Erick Thohir Datangkan Direktur Teknik dari Jerman
Ustad Abdul Somad Geram Panji Gumilang Ajarkan Salam Yahudi di Ponpes
PUPR Targetkan Perbaikan Jalan Daerah Dimulai Juni 2023
Mahfud MD: Jika Informasi Dikelola Tertutup, Maka Negara Otoriter
Tolak Herd Immunity, WHO : Manusia Bukan Kawanan Ternak
Direktur Eksekutif Program Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Mike Ryan mengeluarkan pernyataan tegas terkait kekebalan kawanan atau herd immunity yang diyakini menjadi harapan dapat menghambat virus corona.
"Manusia bukan kawanan ternak, dengan demikian, konsep kekebalan kelompok umumnya dicadangkan untuk menghitung berapa banyak orang yang perlu divaksinasi serta populasi untuk menghasilkan efek tersebut," kata Ryan yang dikutip Independent.
Wacana tersebut sempat menimbulkan protes keras dari sejumlah kalangan termasuk dari para ilmuwan. Sebagian orang beranggapan herd immunity bukanlah ide yang baik, bahkan dapat meningkatkan jumlah korban jiwa secara drastis.
Dilansir Okezone dari Bussinesinsider, herd immunity adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap patogen, sehingga penularan tidak terjadi secara luas. Contohnya, untuk membatasi penyebaran campak, para ahli memperkirakan bahwa 93% hingga 95% dari populasi harus kebal.
Tetapi, herd immunity dalam kaitannya dengan virus corona jauh dari kenyataan, terutama tanpa vaksin. Ryan mengatakan, istilah herd immunity muncul dari epidemiologi hewan.
"Jadi saya pikir kita harus benar-benar berhati-hati ketika menggunakan istilah herd immunity pada manusia, karena itu dapat menyebabkan aritmatika yang brutal, tidak menempatkan orang dan kehidupan dan penderitaan di pusat persamaan itu," katanya.
Ryan menjelaskan, herd imunity hanya berlaku untuk manusia ketika para ilmuwan perlu menghitung berapa banyak individu yang harus divaksinasi agar masyarakat mencapai kekebalan kawanan yang tepat. Asumsi bahwa sebagian besar populasi global telah terinfeksi dan telah melalui bentuk ringan Covid-19 telah terbukti salah oleh studi epidemiologi awal.
"Proporsi penyakit klinis yang parah sebenarnya adalah proporsi yang lebih tinggi dari semua yang telah terinfeksi," tuturnya.
Sementara itu, para profesional dan pejabat kesehatan terus memperingatkan, tidak ada jalan keluar yang mudah dari pandemi virus corona. Herd immunity tetap berada di luar jangkauan, bahkan di tempat-tempat yang paling parah dilanda pandemi.
Tulis Komentar