Desa Kadilangon Siapkan 15 Rumah untuk Tempat Khusus Karantina Pemudik

Sabtu, 04 April 2020

Salah satu rumah yang disiapkan untuk karantina pemudik di Desa Kadilanggon, Wedi. (Foto: ANGGA PURENDA/RADAR SOLO)

KLATEN – Gelombang kedatangan perantau yang mudik ke kampung halaman di Kota Bersinar terus bertambah. Hal ini mulai diantisipasi pemerintah desa (pemdes). Sebab dikhawatirkan para perantau ini membawa virus korona (Covid-19).

Sebagai langkah antisipasi, Pemdes Kadilanggon, Kecamatan Wedi telah menyiapkan 15 unit rumah karantina. Fasilitas ini sesuai kesepakatan bersama dengan warga. 

“Fokus kami para perantau dari Jakarta dan Jawa Barat. Mereka wajib melakukan isolasi mandiri terlebih dahulu selama 14 hari. Setelah itu, baru diperbolehkan pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarganya,” terang Kepala Desa (Kades) Kadilanggon Sukiyo Tarwicahyadi, kemarin (3/4).

Penyediaan belasan unit rumah karantina itu berawal dari kekhawatiran warga. Mereka takut perantau yang pulang dari zona merah tidak bisa terdeteksi kesehatannya. Sebagai catatan, jumlah perantau dari Desa Kadilanggon lebih dari 500 orang.

Fasilitas ini memanfaatkan rumah kosong yang ada di tiap RW. Plus gedung serbaguna dan pondok bersalin desa (polindes). Keberadaan rumah isolasi sudah disosialisasikan. Baik kepada warga hingga para perantau.

“Mulai hari ini (kemarin) sudah bisa digunakan. Sudah kami informasikan kepada perantau, setiba di Klaten langsung masuk rumah isolasi. Sejauh ini belum ada perantau yang mudik,” jelasnya.

Rumah isolasi difasitasi tempat tidur dan kamar mandi. Terkait kebutuhan perantau yang menempatinya, jadi tanggung jawab keluarga masing-masing. Sedangkan pengawasan mereka jadi wewenang Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 tingkat RW.

Terkait kondisi kesehatan, setiap harinya mereka akan dipantau bidan desa. Apabila mengalami gejala menyerupai korona, segera dirujuk ke rumah sakit. “Kami menilai rumah isolasi lebih efektif daripada menutup akses jalan seperti yang dilakukan desa-desa lain,” terangnya.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Klaten Ronny Roekmito mengatakan, saat ini dinilai malah belum membutuhkan lokasi khusus bagi para pemudik. Seperti diutarakannya pada pengukuhan Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Kabupaten Klaten, belum lama ini.

“Kami tidak tahu kondisi kesehatan para perantau ini. Apalagi jika dijadikan satu, bisa saja jadi pusat penyebaran virus korona baru. Untuk pengawasan perantau, kami serahkan ke gugus tugas tingkat RW,” paparnya. (jawapos)