Taufik menambahkan, untuk mencapai laba tersebut dibutuhkan pemasaran baru sebesar Rp2,6 triliun, yang mana sebesar Rp2,27 triliun setara dengan 87,3% adalah saldo pemasaran sampai dengan akhir tahun 2019, sehingga target pemasaran tahun 2020 hanya sebesar Rp821 miliar. Namun demikian PPRO melihat peluang pemasaran tahun ini sekitar Rp 3,8 triliun.