Permintaan KPR tertekan virus corona

Senin, 23 Maret 2020

ILUSTRASI. Pembangunan perumahan di Depok, Jawa Barat. (Foto: kontan)

JAKARTA. Penyebaran wabah virus corona (Covid-19) tidak hanya menekan penyaluran kredit perbankan di sektor yang terkait langsung seperti industri pariwisata dan penerbangan. Penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) juga tidak luput dari infeksi virus tersebut.

Di tengah wabah covid, orang takut untuk berpergian ke luar. Apalagi, saat ini sudah ada himbauan untuk tidak keluar rumah dan bekerja dari rumah guna menekan penyebaran covid-19. Sementara jika ingin membeli rumah calon konsumen pasti harus meninjau calon lokasi rumah yang hendak dibidik. Di sisi lain, orang saat ini cenderung memilih menyimpan uang di tengah ekonomi yang kian tertekan.

PT Bank CIMB Niaga Tbk mengakui bahwa penyebaran Covid-19 juga menekan penyaluran KPR. Namun, bank ini belum memutuskan untuk melakukan pemangkasan target tahun ini karena masih menunggu dan melihat perkembangan ke depan.

Tahun ini, CIMB Niaga menargetkan penyaluran KPR tumbuh double digit. "Penjualan termasuk KPR akan terganggu saat ini karena banyak masyarakat diam di rumah dan tidak membuat transaksi pembelian. Tepati kita monitoring saja, masih terlalu dini untuk menetapkan forecast berapa besar," kata Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB kepada Kontan.co.id, Senin (23/3).

Saat ini, CIMB akan fokus memberikan kemudahan transaksi kepada nasabahnya secara digital sehingga bisa diakses dari rumah. Sepanjang dua bulan pertama tahun ini, CIMB belum merasakan ada dampak negatif virus corona terhadap kredit konsumer. Realisasinya masih tumbuh dua digit baik Kredit kepemilikan Rumah (KPR) maupun Kartu Kredit.

Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) akan terus melakukan kajian dampak perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19 terhadap bisnis perseroan secara keseluruhan, termasuk di segmen KPR.

Namun, GM Manajemen Produk Konsumer BNI, Donny Bima tidak menegaskan secara rinci apakah akan memangkas target KPR tahun ini. Sebelumnya, bank pelat merah ini membidik pertumbuhan KPR dua digit. Namun, BNI tetap akan mendorong KPR ke depan dengan mengoptimalkan aplikasi KPR secara digital melalui eForm BNI Griya.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga mengakui bahwa virus corona turut menekan penyaluran KPR. Virus yang sudah ditetapkan sebagai pandemik oleh WHO tersebut membawa dampak signifikan menambah tekanan perekonomian secara global.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi bilang, virus corona akan berdampak terhadap kemampuan membayar para debitur KPR Bank Mandiri terutama debitur yang terkena dampak langsung. "Sedangkan dari sisi new booking, KPR diproyeksikan akan sedikit melambat," ujarnya.

Kendati begitu, Bank Mandiri masih optimistis bisa mencapai target penyaluran KPR yang ditetapkan tahun ini sebesar 8%. Menurut Hery, pengajuan KPR baru akan kembali meningkat ketika wabah Covid-19 mereda.

Sampai dengan Februari 2020, KPR Bank Mandiri masih berhasil tumbuh 14% secara year on year (yoy). Lalu data pencairan KPR per 20 Maret 2020 yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya.

Agar penyaluran KPR bisa tetap tumbuh tahun ini, Bank Mandiri fokus pada beberapa hal seperti mengoptimalkan aplikasi KPR yang sudah diterima sehingga dapat segera dilakukan pencairan, tetap menjaga relationship dan mengoptimalkan promosi melalui media digital, serta melakukan penyelarasan proses bisnis internal. (kontan)