Dulu Usaha Properti, Kini Jualan Keripik Singkong Omzetnya Rp 240 Juta per Bulan

Sabtu, 21 Maret 2020

Ilustrasi Keripik Karuhun. (Foto: Pinterest Keripik Karuhun)

Siapa tak tahu Keripik Karuhun? Keripik singkong yang unik dan super pedas ini ternyata memiliki kisah panjang di baliknya.
 
Sang pemilik, Yana Hawi Arifin mencoba membuat inovasi bisnis kuliner terbaru mengenai keripik singkong yang berbeda dari produk lainnya.
 
Berkat kegigihannya, ia berhasil menjual 20.000 bungkus keripik setiap harinya. Belum lagi, ada produk baru yang juga mirip dengan Keripik Karuhun.
 
Seperti apa ya, perjalanan kisahnya hingga bisa sukses sampai sekarang?
 
Semula Yana adalah seorang pengusaha properti bisnis yang sudah bergelimang harta tahun 1994. Namun ia mengalami musibah penurunan omzet dengan drastis, dan disusul kebangkrutan usahanya yang harus tutup ketika krisis moneter tahun 1998.
Di tengah kegagalannya, ia mencoba mengikhlaskan bisnis propertinya yang sudah menjadi mata pencaharian utama. Kemudian ia mencari cara untuk bisa bangkit kembali membangun bisnis yang lain.
 
Sang keponakan pun mengusulkan kepadanya untuk berjualan keripik. Yana mencoba melihat peluang tersebut. Ia merasa sangat banyak keripik singkong yang sudah dipasarkan, kemudian ia mencari ide untuk mendapatkan sesuatu yang bisa memikat pasar dengan produknya.
 
Setelah sekian lama, ia memutuskan untuk memberikan aroma jeruk kepada bumbu keripik tersebut. Ditambah rasanya yang pedas dan gurih, pasti banyak orang yang suka; pikirnya.
 
Awalnya, ia mengaku sulit untuk mendapatkan pelanggan dari jualannya. Sempat ketika ia memasarkan, hanya terjual tiga bungkus saja sehari dan 32 bungkus dalam sebulan. Bahkan, ia rela berkeliling sendiri untuk menjualkan produknya tersebut.
 
Segala cara sudah ia lakukan, mulai dari tes pasar dari keripik ini dengan memberikannya secara cuma-cuma kepada teman keponakannya; hingga memasang stiker Keripik Karuhun besar di mobilnya.
 
Semua titik di Bandung sudah ditempatinya untuk berjualan, namun belum juga mendapatkan banyak pembeli. Yana tetap teguh pendirian, ia percaya bahwa kegigihannya akan berbuah manis suatu hari.
Benar saja, setelah ia menemukan metode penjualan yang pas untuk produknya. Tiga bulan kemudian ia berhasil menjualkan mulai dari 100 bungkus keripik dalam satu minggu. Puncaknya, ia sempat menjualkan 300.000 bungkus dalam satu bulan atau setara dengan Rp 240 juta.
 
Yana tidak berhenti di sini, ia mencoba mencari peluang lain. Kemudian muncul produk baru bernama Keripik Balarea di tahun 2013 sebagai adik dari Keripik Karuhun.
 
Kini, Keripik Balarea juga sudah berhasil terjual 700.000 bungkus setiap bulannya. Ditambah lagi pasarnya sudah mencapai ke Malaysia dan Singapura.
 
Memang pengusaha kalau sudah pintar mencari peluang dan sabar akan proses pasti akan menuai hasil yang memuaskan, ya. Apakah kamu berencana untuk menjadi pebisnis kuliner seperti yang Yana lakukan? (kumparan)