Sudah Bergolak, 291 WNI di Sudan Dievakuasi Tim Gabungan

Senin, 24 April 2023

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono

JAKARTA - Pemerintah Indonesia memberangkatkan tim gabungan untuk mengevakuasi 291 WNI yang tinggal di Sudan, imbas konflik yang memanas di negara itu. Tim evakuasi dijadwalkan berangkat dari Lanud Halim Perdana Kusuma pada Selasa (25/4/2024) pagi.

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menjelaskan, tim evakuasi terdiri dari 39 orang, terdiri tim pengamanan TNI, tim kesehatan Puskes TNI, dan ASN dari Kementerian Luar Negeri.

Tim evakuasi tersebut dijadwalkan berangkat Selasa pagi menggunakan pesawat Boeing A-7305 tipe 737-400 TNI Angkatan Udara.

Yudo mengungkapkan, saat ini ada 291 WNI yang sudah diberangkatkan ke Port Sudan untuk kemudian dijemput oleh tim evakuasi.

"Nanti dari Jeddah ke Jakarta baru akan disampaikan lebih lanjut. Tetapi karena situasinya darurat yang 291 ini, sehingga kita diperintah untuk melaksanakan evakuasi darurat," jelas Yudo seusai memimpin apel kesiapan keberangkatan tim evakuasi di Halim Perdana Kusuma, Senin (24/4/2023).

Yudo menjelaskan, 291 WNI yang akan dijemput oleh tim evakuasi esok merupakan WNI prioritas, di antaranya anak-anak, ibu hamil, orang tua, dan WNI yang sedang sakit.

Untuk itu, pemerintah juga memberangkatkan dokter dalam tim evakuasi tersebut, untuk mengantisipasi jika diperlukan evakuasi darurat.

"Dari Kementerian Luar Negeri diutamakan yang tadi, ada ibu hamil, ada yang sakit juga, ada orang tua dan anak-anak. Mungkin nanti akan kita dahulukan itu," jelas Yudo dikutip beritasatu.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengkonfirmasi proses evakuasi yang tengah dilakukan pemerintah Indonesia.

Retno menyampaikan per Senin (24/4/2023) pagi, evakuasi tahap pertama sedang dilakukan. Sebanyak 538 WNI saat ini tengah beristirahat di rumah persinggahan di Port Sudan, sebelum diberangkatkan menuju Jeddah melalui jalur laut dan dievakuasi ke Indonesia.

"WNI yang dievakuasi sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia, pekerja migran Indonesia, karyawan perusahaan Indofood dan staf KBRI beserta keluarganya," jelas Retno. (*)