Gubri Tinjau Kerusakan Jalan Lintas Inhu - Inhil

Senin, 10 April 2023

Sejumlah truk melintasi jalan Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Indragiri Hilir.

PEKANBARU - Angkutan truk batu bara  yang keluar masuk dari atau menuju pelabuhan penampungan batu bara di perbatasan Indragiri Hulu (Inhu) dan Indragiri Hilir (Inhil) bisa mencapai 80 sampai 100 truk setiap harinya.

Parahnya lagi, setiap truk pengangkut batu bara yang hilir mudik di jalan lintas tersebut bisa mencapai 30 ton. Akibatnya, kontur tanah rawa tersebut tidak mampu menahan beban berat. Jalan pun rusak parah.

"Setiap hari angkutan batu bara antara 80 sampai dengan 100 truk. Berat masing-masing truk 30 ton," kata petugas security pelabuhan penampungan batu bara, Azis, Senin (10/4/23).

Hilir mudik truk batu bara memuat angkutan setiap harinya ke Peranap. Namun, dia tak merincikan dari mana bahan baku batu bara berasal termasuk didistribusikan kemana saja.

Security pelabuhan penampungan batu bara di perbatasan Inhil-Inhu ini sebelumnya terlibat perbincangan bersama Gubernur Riau (Gubri) setelah gagal menemui pimpinan perusahaan yang dilaporkan tak berada di tempat.

Tak diketahui persis apa saja percakapan antara Gubri dan security perusahaan batu bara itu. Namun, Syamsuar sempat menduga, bahwa muatan angkutan batu bara yang mencapai 30 ton ini sebagai perusak jalan.

Sebelumnya, saat meninjau perbaikan jalan di jalan lintas Rengat - Tembilahan, khususanya saat berada di ruas jalan Kuala Cenaku, Syamsuar juga mengulas kerusakan jalan yang menghubungkan dua kabupaten tersebut disebabkan angkutan batu bara yang hilir mudik di jalan itu.

Syamsuar menyatakan harus ada penyelesaian yang diharapkan menjadi jalan keluar nantinya. Sehingga, permasalahan angkutan ini bisa diatasi bersama.

"Jangan sampai kita cuma kebagian jalan rusak. Nanti kita panggil, harus ada solusi penyelesaiannya," ungkapnya seperti dikutip riaugoid.

Dirinya juga menyatakan akan memanggil pimpinan perusahaan batu bara dalam waktu dekat untuk mencari solusi bersama. Salah satu solusi yang ditawarkan, agar tak merusak jalan, angkutan batu bara bisa memanfaatkan jalur sungai.

Dengan begitu dunia usaha juga tetap berjalan, lalu lintas warga di jalan juga tidak terganggu.  

"Ini truk (batu bara) muatannya 30 ton. Macam mana tak hancur jalan," ujar Syamsuar. (mtr)