Masyarakat Susah Beli Rumah karena Suku Bunga KPR Masih Selangit

Selasa, 07 September 2021

(Foto: kompas.com)

JAKARTA, PROPERTYBISNIS - Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan tingginya tingkat suku bunga KPR masih menjadi hambatan bagi masyarakat untuk membeli rumah.

Berdasarkan survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021, 60 persen dari 1.031 responden dari seluruh Indonesia menganggap suku bunga KPR saat ini berada pada level yang tinggi dan bahkan sangat tinggi.

"Angka ini naik tipis dari semester sebelumnya yang dinyatakan oleh 59 persen responden," kata Marine dalam keterangan yang dikutip Kompas.com, Minggu (05/09/2021),

Tingginya tingkat suku bunga KPR mengakibatkan tingginya besaran angsuran KPR yang harus dibayar tiap bulan sehingga menghambat masyarakat membeli rumah.

"Oleh karena itu mayoritas masyarakat mengharapkan pemerintah mengeluarkan kebijakan dan tindakan terutama menurunkan suku bunga KPR," jelasnya.

Pemerintah melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 18-19 Agustus 2021 lalu memang telah memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen.

Selain itu BI telah juga memutuskan untuk melonggarkan rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Kredit atau Pembiayaan Properti menjadi paling tinggi 100 persen untuk semua jenis properti.

Stimulus terakhir adalah perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas pembelian rumah tapak dan rumah susun hingga akhir 2021.

Namun, menurut Marine, yang paling penting dari kebijakan dan stimulus dari pemerintah tersebut adalah pelaksanaannya.

Hal ini terlihat secara historis, langkah BI menurunkan suku bunga acuannya tidak langsung diikuti oleh kalangan perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit khususnya KPR.

"Sehingga walaupun suku bunga BI sudah turun namun industri properti tidak bisa segera langsung merasakan dampaknya," tuturnya.

Dari hasil survei itu juga terlihat adanya penurunan kepuasan masyarakat terhadap iklim properti di tanah air.

Setelah mengalami kenaikan pada semester sebelumnya, Sentiment Index pada semester kedua 2021 ini turun sebanyak 4 poin ke angka 69.

Penurunan Sentiment Index ini didorong tiga hal yaitu mahalnya harga properti, sulitnya mencari properti di lokasi yang diinginkan sesuai dengan anggaran yang tersedia dan tingginnya tingkat suku bunga KPR.

"Indeks Sentimen Konsumen ini adalah data longitudinal yang diambil Rumah.com menggambarkan indikasi optimisme, kepuasan, dan minat terhadap properti," ucap dia. (kompas.com/wan)