Pengamat Anggap Mural Bagian dari Kesenian dan Demokrasi Perkotaan

Senin, 16 Agustus 2021

(Foto: kompas.com)

JAKARTA, PROPERTYBISNIS - Arsitek dan Ahli Tata Kota Bambang Eryudhawan menilai mural dan grafiti merupakan seni jalanan (street art) yang telah menjadi simbol kesenian dan demokrasi perkotaan.

Menurutnya, seni jalanan tersebut saat ini tidak bisa dianggap remeh dan hanya sebatas coretan biasa.

"Awalnya mungkin mural dan grafiti ini dianggap urban kill atau bagian kotor perkotaan. Tetapi seiring dengan perkembangan waktu mural dan grafiti ini jadi kesenian legal dan biasa digunakan sebagai media untuk memperindah tata ruang kota," kata Yudha kepada Kompas.com, Minggu (15/08/2021).

Yudha menjelaskan mural dan grafiti merupakan bagian dari arsitektur, dan diintegrasikan dalam sebuah desain ruang publik serta komersial.

Banyak arsitek dunia yang mendesain ruang kota dengan mural dan grafiti agar terlihat lebih hidup dan menarik.

Umumnya, mural dan grafitidigambar pada fasad atau dinding bangunan tua dan kosong yang berfungsi menghilangkan kesan angker atau seram.

Sebut saja, street art di Nicaragua yang menggambarkan keterpaduan antara mural dan tanaman.

Street Art meets nature in Nicaragua pic.twitter.com/6r6LKMbLcR

— Google Street Art (@GoogIeStreetArt) August 13, 2021


Kemudian Distrik Seni Wynwood yang terletak di Miami Florida, Amerika Serikat, merupakan salah satu contoh ruang perkotaan yang diciptakan sebagai seni jalanan.

Dilansir dari Interartive, lokasi bekas pabrik dan gudang yang telah lama terbengkalai ini diubah menjadi galeri seni dan studio.

Seniman di kota tersebut secara bebas menggunakan dinding di distrik ini sebagai media untuk berekspresi dan membuat pencapaian yang signifikan di bidang seni dan arsitektur.

Selanjutnya, Sheffield di Inggris menjadi contoh lain dari terciptanya ruang karya seni jalanan.

Sheffield sendiri menjadi bukti integrasi antara seni jalanan, arsitektur dan masyarakat.

Sebelum menjadi ruang seni jalanan, Sheffield ini dikenal sebagai pabrik baja. Hanya saja dalam dua dekade terakhir pabrik tersebut bangkrut dan tidak lagi berproduksi.

Namun, Sheffield memiliki lokasi yang sangat strategis. Hal itulah yang mendorong pemerintah kota untuk berkolaborasi dengan para seniman untuk menciptakan ruang kesenian jalanan.

Karena kebijakan itu, seniman dari berbagai kota di Inggris pun tertarik untuk datang ke kota ini.

Studi terbaru mengungkapkan bahwa Sheffield adalah salah satu kota besar yang memiliki studio seniman paling banyak di luar London.

Pembentukan kawasan industri budaya di pusat kota memang menjadi tonggak perjalanan Sheffield sebagai pusat seni.

Seni jalanan tidak diragukan lagi salah satu bentuk seni yang paling terkenal dan dihargai di perkotaan Inggris.

Mereka telah tumbuh menjadi landmark penting, sehingga mendorong koneksi virtual dengan masyarakat.

Seni jalanan di Indonesia

Menurut Yudha mural dan grafiti bukan sesuatu hal yang baru di Indonesia, keduanya sudah ada sejak zaman Orde Baru.

Pada masa itu, mural dna grafiti jadi media untuk menyampaikan aspirasi dan ruang untuk berpendapat.

Karenanya tidak jarang mural dan grafiti waktu itu berisi kritik terhadap rezim pemerintah.

Hanya, perlakuan pemerintah terhadap mural dan grafiti saat ini tentu harus berbeda dengan Orde Baru.

Selain sebagai sebuah seni, mural dan grafiti juga diartikan sebagai simbol kebebasan berekspresi seseorang.

Lebih jauh Yudha menanggapi dihapusnya mural bergambar Presiden Joko Widodo dan bertuliskan "404JokowiNotFound".

Kata dia, pemerintah tidak berlaku reaktif dengan menghapus mural itu begitu saja. Cara seperti itu justru malah akan dimaknai berbeda terutama mengancam kebebasan berpendapat.

Dia menilai, pesan atau kritik yang terdapat pada mural itu pada dasarnya bersifat temporer, karena pemerintah kota dapat sewaktu-waktu menghapusnya jika dibutuhkan.

"Lagi pula pesan itu kan sifatnya temporer, jadi kalau kota memberikan ruang berekpresi selama sifatnya temporer dan bisa dibersihkan kenapa tidak karena ini kan bagian dari demokrasi kota," ujar dia.

Yudha menambahkan, sudah saatnya pemerintah memandang bahwa kesenian bukan sebuah ancaman, atau kejahatan.

"Masa kita mau mundur ke masa lalu dengan menganggp mural dan grafiti seni yang tidak ada harganya, termasuk tidak menerima kritik yang disampaikan melalui cara-cara kesenian," tutur Yudha.

Sebelumnya, mural bergambar mirip Presiden Joko Widodo yang bertuliskan "404 Not Found" ramai diperbincangkan warganet di media sosial.

Pembahasan atau cuitan tentang mural itu pun menjadi trending topic di Twitter dengan tagar #Jokowi404NotFound, Sabtu (14/08/2021).

Mural dengan wajah mirip Presiden Jokowi yang terletak di daerah Batu Cepet, Kota Tangerang itu dihapus oleh petugas kepolisian.

Polisi menilai bahwa mural tersebut melecehkan lambang negara yang sekaligus merupakan pemimpin tertinggi Polri. (kompas.com/wan)