Tanggapan Nestle Indonesia Terkait 60 Persen Produk Tak Sehat

Selasa, 08 Juni 2021

Ilustrasi produk tidak sehat (Foto: Getty Images/rudi_suardi) detikhealth

Jakarta,Property bisnis.com-Pernyataan produk 'Nestle tidak sehat' belakangan ramai jadi perbincangan. Hal ini berawal dari sebuah laporan Financial Times terkait dokumen internal Nestle.

Tak terima dengan laporan FT yang menyebut 60 persen produk Nestle tidak sehat, Direktur Corporate Affairs Nestle Indonesia kemudian angkat bicara. Debora R Tjandrakusuma membantah laporan tersebut, menegaskan analisis FT terkait dokumen internal tak akurat.

"Analisis internal yang disajikan dalam berita tersebut hanya mencakup sebagian portofolio produk-produk kami dan tidak mencakup produk gizi bayi/anak. gizi khusus, makanan hewan peliharaan, dan kopi. Sehingga angka dalam analisis tersebut tidak akurat," katanya, dikutip dari detikhealth Senin (7/6/2021).

"Secara global, kami telah meluncurkan 4.000+ produk-produk bergizi yang membantu memberikan pilihan yang baik kepada keluarga," lanjutnya, mengklarifikasi pernyataan produk nestle tidak sehat.

Lantas bagaimana dengan produk di Indonesia?

Lebih lanjut, Debora mengaku produk yang beredar di Indonesia selalu mengantongi izin edar BPOM, sehingga bisa dipastikan tak ada produk Nestle tidak sehat. Meski begitu, ia juga menjelaskan Nestle terus berupaya mengurangi kandungan gula, garam, hingga lemak.

"Beberapa produk-produk minuman siap konsumsi kami telah memenuhi standar yang ditetapkan BPOM untuk mencantumkan logo Pilihan Lebih Sehat," sambungnya.

Sebelumnya diberitakan, dokumen internal merinci beberapa produk Nestle tak sehat yang dinilai tak mencapai ambang batas standar produk sehat Australia Health Rating System.

Produk Nestle tidak sehat atau tak mencapai ambang batas standar tersebut di antaranya 96 persen dari minuman Nestle, tak termasuk pure coffee. Kemudian, 99 persen dari portfolio permen dan es krim. Laporan ini memang tak mencakup susu formula bayi, makanan hewan, hingga kopi.

Adapun produk Nestle yang standarnya mencapai ambang batas Australia Health Rating System disebut dalam laporan FT mencakup 82 persen produk minuman dan 60 persen produk susu.(*)