Harga Kedelai Melejit,Pengrajin Tahu Menjerit

Sabtu, 05 Juni 2021

Ilustrasi tahu /solo suaramerdeka

Propertybisnis.com-Harga kedelai mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Semula sekitar Rp 8.000/kg, kini menjadi Rp 11.000/kg.
Kenaikan itu membuat perajin tahu mengalami kesulitan untuk menentukan harga jual.

Meski demikian, para perajin tahu di Dukuh Pandean, Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, tetap berproduksi hingga Sabtu (5/6/2021).

Agar tak merugi, mereka terpaksa memperkecil ukuran tahu agar tak perlu menaikkan harga.

Sebagian perajin terpaksa mengurangi produksinya, karena khawatir permintaan menurun akibat ukuran tahu yang menyusut.

Pengurangannya signifikan. Ada yang semula memproduksi bahan baku 60 kg kedelai, kini hanya 45 kg kedelai per hari.

‘’Dulu harga kedelai paling mahal Rp 8.000/kg, sekarang Rp 11.000/kg. Kalau harga dinaikkan, mau jual susah. Makanya produksi tahunya dikurangi,’’ kata Supadmi, salah seorang perajin tahu.

Dukuh Pandean, Karanganom memang sudah lama menjadi sentra produksi tahu di Klaten.

Tahunya dijual ke pasar-pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dia berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk membantu menyelesaikan tersebut.
Harga kedelai yang tinggi memukul perajin. Jika harga terus naik, maka usaha mereka terancam bangkrut.

Naiknya harga kedelai diakui para pedagang kedelai. Kenaikan yang terjadi akhir-akhir ini memang cukup tinggi, sehingga perajin kesulitan menentukan harga.

Kedelai yang dijual di Klaten, selama ini banyak dikirim dari Semarang.

Kemungkinan harga di Semarang lebih murah dari pada Klaten. Sebab untuk membawa ke Klaten dibutuhkan biaya tranportasi dan ongkos bongkar muat.

‘’Di Semarang kemungkinan sekitar Rp 10.500/kg. Kalau di Klaten menjadi Rp 11.000 karena butuh biaya transportasi dan bongkar muat,’’ kata Sudiman, salah satu penjual kedelai.(*)