Ditakuti

Senin, 07 September 2020

(Foto: liputan6)

ADA yang menulis di media sosial: "Indonesia berhasil menjadi negara yang ditakuti di dunia."
     Sekilas pernyataan itu tentu saja menggembirakan. Negara kita yang belakangan ini berkesan morat-marit pengelolaannya,justru sekarang bisa menjadi negara yang ditakuti. 
     Dulu tentara kita memang sangat ditakuti negara lain karena ketangguhannya. Tapi sekarang dengan Singapura saja boleh dikatakan kita sudah ketinggalan di bidang persenjataan. Apalagi armada perang Amerika Serikat kian sering berpatroli di perairan Singapura yang langsung berhadapan dengan Indonesia.
     Lalu di  mana kehebatan Indonesia sehingga bisa ditakuti di dunia?  Ternyata, Indonesia memang benar-benar ditakuti karena menjadi negara dengan kasus wabah atau pandemi corona yang terhitung besar.
     Awalnya pemerintah Malaysia beberapa hari lalu mengumumkan tidak bisa menerima orang Indonesia masuk ke negaranya. Selain Indonesia, orang India dan Filipina pun dilarang masuk. Ketiga negara ini memang tercatat belum mampu mengendalikan pandemi covid-19.
     Dalam hal ini pemerintah Malaysia nampaknya tidak main-main. Orang Indonesia yang sudah menjadi penduduk menetap (permanent resident) di sana pun, kalau saat ini sedang pulang ke Indonesia dan tidak kembali ke sana sampai Senin (7 September), maka tidak boleh masuk ke negara itu sampai batas waktu yang belum ditentukan. 
     Kabarnya negara-negara lain pun akan segera mengikuti langkah yang dilakukan negara jiran tersebut. Kalau hal ini sampai terjadi, alangkah ruginya bangsa ini. Kesempatan untuk mencari peruntungan di negeri orang menjadi terhalang. Begitu pula bagi para generasi muda yang akan menimbah ilmu di luarnegeri.
     Lebih para lagi seandainya Arab Saudi juga memberlakukan pelarangan ini. Berapa banyak umat Islam di negeri ini yang akan dikecewakan karena tidak bisa melaksanakan haji dan umroh. Dan berapa banyak pula biro perjalanan umroh dan haji yang akan dirugikan.
     Boleh dikatakan ini semua berawal dari keteledoran pemerintah menangani kasus. Saat wabah corona mulai merebak di Cina, kita kelihatan acuh tak acuh. Bahkan, ironisnya, ada menteri yang menjadikannya candaan. 
   Begitu corona menjadi pandemi di mana-mana, dan banyak negara melakukan lock down, kita cuma bikin PSBB yang pelaksanaannya lebih longgar. Entah dari mana ditiru pola ini.
     Saat negara lain mencabut lock down karena wabah sudah berkurang, kita juga ikut-ikutan bikin New Normal. Tapi, gobloknya, dalam sosialisasi disebutkan: Kembali ke New Normal. Padahal seharusnya kan Menuju ke Era New Normal. 
     Pada era ini masyarakat digiring untuk melakukan kebiasaan baru. Seperti memakai masker, menjaga jarak aman, sering mencuci tangan, dan keluar rumah hanya saat perlu saja. 
     Tapi karena mengira kembali ke New Normal itu artinya balik ke kebiasaan lama, masyarakat pun seenaknya saja keluar rumah tanpa menuruti pembatasan-pembatasan tersebut. 
     Akibatnya, jumlah orang yang jadi korban covid-19 bukannya menurun. Tapi justru semakin membludak. Rumahsakit di berbagai tempat kini sudah mulai penuh lagi dengan penderita covid-19. Entah langkah apalagi yang akan dilakukan pemerintah menangani kasus ini. (wan/propertybisnis.com)