Corona Buyarkan Keluarga

Selasa, 01 September 2020

(Foto: liputan6)

INILAH sekelumit kisah dramatis satu keluarga anak pensiunan Caltex yang sempat viral pekan lalu.
   Bermula dari kematian si bungsu Rubby. Abang-abangnya datang melayat dari Pekanbaru dan Siantar.  Keluarga besar ini bersama ibunya berkumpul di rumah Ruby.
   Kematian Rubby di diagnosa karena sakit jantung. Pemakaman dilakukan keesokan harinya. Namun, usai  dikuburkan kakak beradik yang masih hidup ini mulai menunjukkan gejala tidak sehat. Saat dites ternyata positif corona
   Dua minggu setelah itu Leo meninggal. Alex juga menyusul pada hari yang sama. Tak lama kemudian Paul juga ikut pergi untuk selamanya. Mereka semua meninggal karena Covid-19. 
   Lebih memilukan lagi nasib seorang gadis di Surabaya, yang kisahnya juga sempat viral beberapa pekan lalu. Ia kehilangan ayah, ibu, dan kakaknya yang sedang hamil.
   Awalnya abang iparnya yang meninggal dunia. Keesokan harinya disusul kakaknya sendiri yang sedang hamil. Tak lama kemudian ayahnya pun sakit lalu meninggal dunia. Dia mencoba tidak menceritakan hal ini kepadanya ibunya yang juga mulai menunjukkan gejala tidak sehat. Namun, apa lacur, ternyata si ibu pun telah pergi untuk selamanya. Tinggallah dia kini hidup sebatangkara.
   Kisah-kisah memilukan ini semua terjadi karena serangan virus Covid-19 yang demikian ganas. Ia merenggut nyawa orang-orang tercinta secara beruntun.
   Tak hanya di Indonesia, wabah ini terjadi di seluruh pelosok dunia. Sudah hampir  setengah tahun kita dicekam ketakutan akan wabah ini. Tapi jumlah korban bukannya menurun. Bahkan justru belakangan ini melonjak tajam, memecah rekor sebelumnya. 
   Di Riau saja, selama sebulan terakhir penambahan pasien positif Covid-19 sangat pesat. Tercatat ada 1.740 orang lebih terkonfirmasi positif Covid-19 pada akhir Agustus.  Padahal di awal Agustus jumlahnya masih 420 orang. Berarti tak sampai sebulan terjadi kenaikan 1.300 orang. Suatu angka yang cukup mendebarkan.
   Juru Bicara Tim Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau, dokter Indra Yovi, dalam pernyataan-pernyataanya yang disampai secara viral, sebelumnya telah mengingatkan bahwa jika masyarakat tidak patuh akan protokol kesehatan, maka bulan Agustus akan terjadi ledakan jumlah pasien positif. "Bulan ini ada momen Iduladha, 17 Agustus, dan 1 Muharam," katanya. Saat tersebut interaksi antarmanusia sangat tinggi. Baik di tempat ibadah, hiburan, maupun pada acafa saling mengunjungi.
  Lebih mengerikan lagi, menurut dokter Indra, masa puncaknya justru akan terjadi pada September ini. "Kemungkinan ada penambahan mendekati angka 100 pasien per hari," ungkapnya. 

   Jika kemungkinan ini sampai terjadi, dokter Indra mengkhawatirkan kapasitas ruangan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit di Riau tidak akan cukup. "Kalau penambahan pasien positif 100 per hari, sementara yang sembuh hanya puluhan, maka rumah sakit tidak akan cukup menampung pasien positif," katanya. 
   Saat ini cuma ada 710 ruangan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit di Riau . Sebanyak 400 ruangan ada di Rumah sakit Arifin Ahmad. Namun, saat ini total jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit itu ada sekitar 400-an orang. Rumah sakit Arifin Ahmad sebagai rujukan utama penuh. Eka Hospital juga penuh. Awal Bros tinggal beberapa ruangan saja lagi.
   Karena itu dokter Indra berharap agar masyarakat lebih mematuhi lagi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. Mulai dari memakai masker, menjaga jarak, sering mencuci tangan dan menghindari keluar dari rumah untuk sesuatu yang kurang perlu.
   Untunglah, kini telah ditemukan vaksinnya dan kini sudah dalam tahap ujicoba. Pasien yang positif Covid-19 pun diberitakan sudah banyak yang sembuh.
   Kendati begitu, Masyarakat jangan lengah. Harus tetap waspada. Sebab pandeminya masih terus berkepanjangan. Bak serangan wabah yang tiada akhir.
   Padahal, kalau sampai terpapar virus ganas ini, biaya pengobatannya sangat besar. Sampai ratusan juta rupiah. Belum lagi, pasien akan menderita berkepanjangan. Seperti dikatakan kiyai kondang Aa Gym, penderitanya akan mengalami kesulitan pernapasan. "Seperti bernapas saat tenggelam di air, atau paru-parunya penuh pecahan beling.
   Seorang dokter yang menangani Corona di Cina mengatakan, kendati seseorang bisa sembuh dari Covid-19, tapi kehidupannya akan tetap tidak nyaman. Sebab paru-parunya sudah rusak digerogoti virus corona.
   Karena itu, di masa new normal ini masyarakat bukan kembali ke kebiasaan lama. Tapi justru masuk ke kebiasaan baru. Keluar rumah harus pakai masker. Jaga jarak dengan orang lain. Sering mencuci rumah. Jangan keluar rumah jika tidak terlalu penting. Ingin selamat?Biasakanlah hidup baru seperti ini. (Wan)