Bunga Acuan BI Turun, Sektor Properti Bisa 'Bergairah' Lagi

Rabu, 24 Juni 2020

Foto Rumah: Ilustrasi Shutterstock

JAKARTA - Sektor properti diproyeksi bisa bergairah kembali pasca Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga. BI kembali memangkas suku bunga acuan BI 7-Days Reserve Repo Rate (BI 7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%.

Pemangkasan ini dinilai membawa angin segar bagi perbaikan di sektor properti. Direktur Pusat Studi Properti Indonesia, Panangian Simanungkalit, menyatakan kebijakan BI itu dinilai sudah tepat dalam situasi seperti saat ini.

Dengan adanya pemangkasan suku bunga itu, diharapkan turut mendorong terjadinya pemulihan sektor properti di subsektor perumahan dan apartemen. Karena subsektor ini turut bergejolak akibat pandemi Covid-19. Dengan begitu, maka pemulihan pasar diharapkan akan terjadi pada kuartal IV/2020.

 
"Pemangkasan (suku bunga) ini pastinya akan berpengaruh positif pada sektor properti khususnya pada pasar perumahan dan apartemen bagi end user. Karena penurunan suku bunga BI adalah dasar bagi bank untuk menurunkan tingkat bunga KPR maupun kredit konstruksi," katanya, dilansir dari Solopos, Senin (22/6/2020).
 
Dia menyatakan pertumbuhan sektor properti tahun ini dipastikan menurun setidaknya hampir 60% dibandingkan dengan tahun lalu. Untuk itu, pemangkasan tersebut menjadi angin segar di tengah hantaman hebat akibat covid-19. Tahun ini, dia memproyeksikan pertumbuhan sektor properti hanya 2,4%.

Namun demikian, dia menyatakan bahwa dampak pemangkasan suku bunga acuan juga tak serta merta akan langsung terasa, akan tetapi perlu waktu transmisi dari penurunan suku bunga acuan BI ke kredit pemilikan rumah dan kredit konstruksi yang disebutnya kurang lebih sekitar 3 bulanan.

"Jadi, penurunan bunga acuan BI adalah sinyal perbaikan kondisi pemulihan sektor properti secara makro," ujarnya.

Adapun dalam merespons pemangkasan itu, pengembang disarankan fokus untuk menggarap pasar bagi milenial dengan terus menggenjot pemasaran dan kampanye soal pentingnya untuk membeli rumah saat ini. Dana yang tersimpan karena tertundanya aktivitas traveling bisa dialokasikan untuk membeli rumah.