Arab Saudi Sedang Pertimbangkan Pembatalan Ibadah Haji 2020

Ahad, 14 Juni 2020

(Foto: reuters)

-

JAKARTA - Arab Saudi sedang mempertimbangkan membatalkan ibadah haji 2020 setelah kasus coronavirus di negara itu mencapai 100.000.

“Masalah ini telah dipelajari dengan cermat dan berbagai skenario sedang dipertimbangkan. Keputusan resmi akan dibuat dalam waktu satu minggu, "kata seorang pejabat senior dari kementerian haji dan umrah Arab Saudi dikutip Financial Times.

Ritual tahunan yang diadakan pada akhir Juli itu adalah salah satu pertemuan keagamaan terbesar di dunia, yang menarik sekitar 2 juta orang ke negara itu setiap tahun. Tetapi setelah penyelenggara acara global termasuk Olimpiade di Tokyo dipaksa untuk menunda atau membatalkan karena pandemi coronavirus, pejabat Saudi menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengambil tindakan.

Salah satu alternatif adalah memungkinkan sejumlah kecil jamaah haji setempat untuk melakukan haji, sambil mengamati tindakan pencegahan kesehatan yang ketat. Kemungkinan lain adalah membatalkan musim haji sama sekali.

"Semua opsi ada di atas meja tetapi prioritasnya adalah untuk kesehatan dan keselamatan peziarah," kata pejabat itu.

Meskipun Arab Saudi telah menjalankan haji selama wabah virus sebelumnya seperti Ebola dan MERS, tapi skala global pandemi coronavirus menghadirkan tantangan yang jauh lebih sulit.

Pemerintah Arab Saudi juga telah mengambil langkah-langkah yang membantu mengendalikan virus setelah kasus pertama dikonfirmasi pada 2 Maret, termasuk pembatasan perjalanan dan jam malam nasional selama dua bulan.

Tetapi ketika kerajaan itu mulai meredakan kuncian pada akhir Mei, jumlah kasus dan kematian sehari-hari telah meningkat. Lebih dari 3.000 kasus dilaporkan setiap hari selama enam hari terakhir dan kematian mencapai 857 pada hari Kamis pekan lalu.

Mengunjungi kota suci Mekah Saudi untuk melakukan haji adalah ibadah sekali seumur hidup bagi setiap Muslim yang mampu secara fisik.

Selama perjalanan selama seminggu, para peziarah berdoa di Masjid al-Haram, mengelilingi Ka'bah dan mengunjungi Gunung Arafat.

Ritual ditutup dengan Idul Adha, perayaan yang menandai akhir haji ketika jamaah mengganti jubah ihram putih mereka dengan pakaian biasa dan mengorbankan domba, kambing dan unta.

Fakta bahwa ritual haji harus dilakukan pada minggu kedua bulan Muslim Dhu al-Hijja  yang jatuh tahun ini dari 29 Juli hingga 4 Agustus - berarti ziarah tidak dapat ditunda.

Setiap tahunnya jumlah jamaah haji terbanyak datang dari Indonesia yang biasanya mengirimkan sekitar 200.000 peziarah.

Namun tahun ini, Menag Fahrul Razi mengatakan warganya tidak akan menjalankan ibadah haji. (Mia Chitra Dinisari/bisnis)