Permintaan Mulai Tumbuh, Harvest City Susun Strategi Genjot Penjualan

Sabtu, 13 Juni 2020

Perumahan Harvest City

JAKARTA - Pebisnis properti menyatakan minat masyarakat terhadap pembelian rumah mulai terbuka walaupun porsinya tidak sebesar dengan kondisi normal.

Apalagi, minat tersebut mulai tumbuh seiring dengan adanya pelonggaran pembatasan sosial dan kenormalan baru atau new normal sehingga aktivitas masyarakat kembali berangsur pulih setelah sebelumnya terdampak wabah Covid-19.

Deputy Chief Executive Officer Harvest City Piter Simpony mengatakan minat masyarakat terhadap pembelian rumah bahkan masih tinggi walaupun tengah dihadapi risiko wabah Covid-19.

"Masyarakat masih ingin membeli rumah tapi memang kemampuan finansial mereka terganggu," katanya, Jumat (12/6/2020).

Untuk menggenjot penjualan rumah disaat kondisi mulai membaik, PT Dwigunatama Rintisprima selaku pengembang kawasan kota mandiri Harvest City di Cibubur pun menyusun strategi. Pengembang tersebut berusaha memahami kondisi konsumen.  

"Maka kami coba memahami keadaan itu dengan menyiapkan program penjualan yang bisa membantu calon konsumen agar tetap bisa mewujudkan keinginan mereka untuk membeli rumah," katanya.

Adapun pihaknya menawarkan potongan bayar uang muka atau down payment, biaya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), biaya kredit pemilikan rumah (KPR), hingga bebas biaya dan mengatur jadwal akad.

Menurutnya, strategi ini dilakukan mengingat kemampuan finansial calon konsumen tengah menurun sehingga diperlukan kemudahan sekaligus keringanan bagi konsumen yang sedang ingin membeli rumah.

Apalagi, dia mengklaim produk yang ditawarkan juga menyentuh segmen dengan penghasilan Rp5 juta per bulan, sehingga besaran cicilan pun bisa mencapai Rp2 jutaan

"Hal ini bisa mengurangi beban biaya dalam nilai jutaan rupiah, di mana hal itu diharapkan mampu untuk menaikan kembali daya beli masyarakat. Nah kami coba naikan daya beli konsumen dengan program Kebebasan yang kami luncurkan Juni ini," katanya.

Meski demikian, Piter mengakui bahwa dalam beberapa bulan belakangan ini kegiatan penjualan tak lepas dari gangguan Covid-19 karena konsumen tidak bisa mengunjungi proyek karena kebijakan pembatasan sosial berskala besar.

Meski begitu, dia berharap calon konsumen nantinyab sudah bisa kembali meninjau proyek yang dikembangkan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.

"Kondisi ini pastilah dialami oleh sebagian besar pengembang sehingga penjualan terganggu. Tapi kini konsumen sudah bisa mengunjungi lokasi proyek sehingga keputusan untuk membeli menjadi terbuka," katanya. (Yustinus Andri DP/ilham budhiman/bisnis)