Siap-Siap, Ekonomi Indonesia Berpotensi Alami Resesi Tahun Ini

Jumat, 05 Juni 2020

Kendaraan melintas di kawasan Simpang Susun Semanggi saat diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. (Foto: Bisnis - Himawan L Nugraha)

JAKARTA - Pengamat ekonomi Perbanas Institute Piter Abdullah memprediksi ekonomi Indonesia akan dihantam resesi akibat dampak wabah pandemi virus Corona (Covid-19).

"Ada potensi ekonomi kita mengalami resesi pada tahun ini," kata Piter ketika dihubungi Bisnis, Kamis (4/6/2020).

Oleh karena itu, dia mengatakan saat ini diperlukan stimulus dari pemerintah untuk menahan perlambatan bahkan kontraksi ekonomi hingga akhir 2020.

Stimulus fiskal pemerintah ini diperlukan untuk menangani wabah Covid-19, sekaligus membangkitkan perekonomian Indonesia.

Oleh karena itu, Piter menilai pemerintah atau masyarakat tidak perlu merisaukan melebarnya defisit APBN menjadi 6,34 persen atau setara Rp1.039,2 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) dari sebelumnya Rp1.028,5 triliun.

"Jangan permasalahan defisit. Pelebaran defisit lebih baik ketimbang terjadi resesi atau krisis ekonomi karena bisa memakan korban jutaan masyarakat miskin," imbuhnya.

Pemerintah sebelumnya menyiapkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) No.54/2020 untuk menampung perubahan struktur fiskal yang digunakan untuk penanganan dampak pandemi Corona atau Covid-19.

Perpres Nomor 54 tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN Tahun Anggaran 2020. Perpres tersebut dikeluarkan Istana berdasarkan Perppu No. 1 Tahun 2020.

Menkeu Sri Mulyani menambahkan perubahan Perpres ini diperlukan karena adanya sejumlah pergerseran dari tiga komponen utama APBN mulai dari penerimaan, belanja, dan pembiyaan.

Data Kemenkeu menunjukkan total outlook belanja APBN tahun 2020 mencapai Rp2.738,4 triliun atau lebih tinggi Rp124,5 triliun dari outlook Perpres No.54/2020. Angka per 2 Juni ini juga lebih tinggi skema outlook belanja negara yang kedua yakni Rp2.720,1 triliun. (Hadijah Alaydrus/Feni Freycinetia Fitriani/Bisnis)