PSBB Berakhir, Tingkat Okupansi Hotel di Riau Naik, Didominasi Tamu Lokal

Jumat, 05 Juni 2020

Calon penumpang melapor ke konter 'check in' di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Riau. (Foto: ANTARA/FB Anggoro)

PEKANBARU – Berakhirnya masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Riau pekan lalu mulai menggeliatkan industri perhotelan.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau mencatat terjadi kenaikan okupansi perhotelan di Kota Pekanbaru, khususnya dari masyarakat yang datang dari luar kota (antarkota dan antarkabupaten).

Ketua PHRI Riau, Nofrizal, mengungkapkan sejumlah hotel yang menutup operasionalnya pada masa PSBB pada April 2020 sudah mulai kembali membuka layanannya pada pekan ini. Adapun, sekitar 198 hotel di ibukota Provinsi Riau ini telah diwajibkan untuk mengimplementasikan protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran Covid-19.

"Alhamdulillah dalam beberapa hari ini sudah ada peningkatan okupansi hotel karena kan kalau [PSBB] itu [pergerakan] antar kabupaten/kota saja kita ada pembatasan. Sekarang kan sudah tidak ada, artinya antar kabupaten/kota sudah bisa bergerak,” kata Nofrizal kepada Bisnis, Rabu (3/6/2020).

Nofrizal menegaskan PHRI telah menyediakan panduan terkait dengan operasional perhotelan pada masa Pandemi Covid-19 dan kenormalan baru, mulai dari sirkulasi barang, tamu masuk, hingga penyediaan sarana/prasarana kebersihan.

Adapun, industri perhotelan di Riau menjadi salah satu sektor yang terpukul kinerjanya akibat pandemi Covid-19.

Menurut Nofrizal, masa kenormalan baru ini juga belum dapat menjamin industri perhotelan Riau akan kembali bergairah. Pasalnya, Covid-19 telah mengganggu psikologis wisatawan dan perjalanan bisnis juga menjadi terbatas.

Namun demikian, akhir dari PSBB di Provinsi Sumatera Barat pada 7 Juni 2020 diharapkan dapat meningkatkan arus masuk wisatawan dari Ranah Minang ke Bumi Melayu.

“Kalau Sumbar terbuka, ini arusnya kencang karena Sumbar—Riau itu kan transaksi bisnisnya kuat, beda dengan Riau-Sumatera Utara. Belum lagi, dengan pemasokan bahan pangan kan banyak dari Sumbar. Yang penting itu terbukanya jalur koneksi antar provinsi,” jelas Nofrizal. (Sutarno/Dwi Nicken Tari/Bisnis)