WHO: Tak Ada Bukti Virus Korona Sudah Melemah

Rabu, 03 Juni 2020

Para pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah ilmuwan lain menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada bukti yang mendukung virus Korona sudah melemah. (Foto: ANTARA)

ITALIA – Para pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah ilmuwan lain menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada bukti yang mendukung virus Korona sudah melemah. Hal ini menjawab pernyataan Dokter senior Profesor Alberto Zangrillo asal Italia yang mengatakan virus Korona  yang menyebabkan pandemi Covid-19 telah kehilangan potensi.

Ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, serta beberapa ahli lain mengatakan komentar Zangrillo tidak didukung oleh bukti ilmiah. Tidak ada data yang menunjukkan bahwa virus Korona jenus baru berubah secara signifikan. Baik dalam bentuk penularannya atau tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya seperti dilansir dari AsiaOne, Selasa (2/6).

“Dalam hal penularan, itu tidak berubah, dalam hal keparahan, itu tidak berubah,” kata Van Kerkhove kepada wartawan.

Menurutnya, bukan hal yang aneh bagi virus untuk bermutasi dan beradaptasi ketika mereka menyebar. Pandemi Covid-19 sejauh ini telah menewaskan lebih dari 370 ribu orang dan menginfeksi lebih dari 6 juta.

Seorang profesor penyakit menular yang muncul di London School of Hygiene & Tropical Medicine, Martin Hibberd, mengatakan, penelitian besar yang melihat perubahan genetik pada virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 tidak ada bukti yang kuat. Dengan data dari lebih dari 35 ribu genom seluruh virus, saat ini tidak ada bukti bahwa ada perbedaan signifikan terkait dengan tingkat keparahannya.

Sementara itu, seorang ahli di Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow, Oscar MacLean mengatakan bahwa anggapan virus telah melemah tidak didukung oleh apa pun dalam literatur ilmiah. “Dan juga tampaknya cukup tidak masuk akal karena alasan genetik,” ungkap Oscar.

Sebelumnya, Dokter senior Profesor Alberto Zangrillo asal Italia yang mengatakan virus Korona  yang menyebabkan pandemi Covid-19 telah kehilangan potensi. Zangrillo, yang terkenal di Italia sebagai dokter pribadi mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi, mengatakan komentarnya didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh sesama ilmuwan, Massimo Clementi. Penelitian itu menurut Zangrillo akan diterbitkan minggu depan.

Zangrillo mengatakan kepada Reuters bahwa virus itu sudah berubah. Dia mengatakan ini bisa disebabkan oleh karakteristik virus yang berbeda, yang menurutnya belum diidentifikasi, atau karakteristik berbeda pada mereka yang terinfeksi. (Nurul Adriyana Salbiah/Marieska Harya Virdhani/jawapos)