Muhammadiyah Minta Jokowi Perbaiki Komunikasi para Menterinya

Rabu, 03 Juni 2020

Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan delapan tokoh lintas agama, pada pada Selasa (2/6). Ada tiga hal yang disampaikan Jokowi. (Foto: antara)

JAKARTA – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengungkapkan isi pertemuan dirinya bersama Presiden Joko Widodo dan delapan tokoh lintas agama, pada pada Selasa (2/6).

Menurut Abdul Mu’ti, dalam pertemuan Presiden Jokowi tersebut banyak mendengar masukan yang diberikan tokoh lintas agama.

“Jadi posisinya Presiden lebih banyak menerima masukan dari para tokoh agama,” ujar Abdul Mu’ti kepada wartawan, Rabu (3/6).

Nah untuk Muhammadiyah, Abul Mu’ti mengatakan, pihaknya memberikan tiga masukan terhadap Presiden Jokowi. Pertama adanya perlu adanya satu kesamaan yang disampaikan oleh para pembantu Presiden Jokowi tersebut. Sehingga tidak dinilai menteri satu dengan yang lainnya tidak kompak.

“Suda saatnya pemerintah memperbaiki komunikasi terutama terkait dengan pernyataan para menteri yang tidak senada dan seirama,” katanya.

Kemudian kedua, adalah Muhammadiyah mengusulkan supaya pemerintah bisa membantu kerja sama dengan para organisasi kemasyarakatan (ormas). Termasuk ormas keagamaan.

“Memperbaiki kerja sama dengan ormas termasuk ormas keagamaan,” katanya.

Kemudian ketiga, Muhammadiyah juga mengusulkan kepada Presiden Jokowi bisa menjaga kondusif iklim politik. Jangan sampai adanya kegaduhan politik yang terus-terusan.

“Sebaiknya tetap menjaga ketenangan dengan meminimalkan kegaduhan politik,” ungkapnya.

Lebih lanjut Abdul Mu’ti menambahkan, presiden juga menyampaikan tiga hal kepada para tokoh lintas agama tersebut. Pertama belum adanya keputusan tentang jadwal masuk sekolah.

Kemudian kedua, adalah meminta masukan tentang pengelolaan pesantren di masa pandemi virus Korona atau Covid-19 ini di tanah air.

“Selanjutnya ketiga adalah kebijakan pembatalan haji,” tuturnya.

‎Adapun pertemuan dihadiri oleh Helmy Faishal Zaini (PBNU), Muhyiddin Junaidi (MUI), Pdt. Gomar Gultom (PGI), Ignatius Kardinal Suharyo (KWI), Wisnu Tenaya (PHDI), Arief Harsono (Permabudhi) dan Xs Budi Santoso Tanuwibowo (Matakin). (Dimas Ryandi/Gunawan Wibisono/jawapos)