Hingga akhir 2019, Total Utang Lippo Karawaci (LPKR) sudah Menyusut Rp 2,62 Triliun

Selasa, 02 Juni 2020

CEO PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) John Riady. (Foto: KONTAN/Muradi)

JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) terus memperkuat posisi neraca keuangannya. Pada 2019, emiten Grup Lippo ini mencatatkan kas dan setara kas mencapai Rp 4,69 triliun, atau menanjak 157,69% dibandingkan posisi akhir 2018 senilai Rp 1,82 triliun.

Di saat yang sama, LPKR terus memperbaiki rasio utangnya. Pada tahun 2019, Lippo Karawaci mencatatkan total utang sebesar Rp 12,25 triliun, menyusut Rp 2,62 triliun atau 17,62% dibandingkan posisi 2018 senilai Rp 14,87 triliun.

Alhasil, rasio utang bersih terhadap ekuitas LPKR meningkat secara signifikan pada tahun 2019 menjadi 0,22x. Adapun di akhir 2018, posisinya masih sebesar 0,53x.

Manajemen Lippo Karawaci berencana memanfaatkan peluang mendiversifikasi utang dari denominasi dollar AS menjadi lebih banyak utang dalam bentuk rupiah. Pasalnya, saat ini utang berdenominasi dollar AS mencapai 92% dari total utang LPKR.

Chief Executive Officer (CEO) PT Lippo Karawaci Tbk, John Riady menyatakan, pada kuartal keempat tahun lalu Lippo Karawaci terus menunjukkan kemajuan dalam rencana transformasi bisnis.

Pencapaian pra penjualan atau marketing sales pada kuartal keempat 2019 merupakan pra penjualan kuartalan tertinggi selama tahun lalu. "Dan penawaran umum terbatas secara signifikan telah meningkatkan posisi kas dan setara kas kami untuk mengatasi krisis yang diciptakan oleh Covid-19 serta membangun fondasi untuk bangkit kembali pasca Covid-19,” ungkap John dalam pernyataan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (29/5).

Manajemen LPKR membidik marketing sales di sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 2,5 triliun. Pada kuartal pertama tahun ini, mereka telah meraup 28% dari target atau sebesar Rp 703 miliar.(Sandy Baskoro/kontan)