Belum Ada Usulan Pengembang Terkait dengan Stimulus Terealisasi

Jumat, 29 Mei 2020

pembangunan rumah di Bandung. (Foto: JIBI/Rachman)

JAKARTA – Selama menghadapi wabah virus corona, banyak industri yang terdampak dan memerlukan bantuan dari pemerintah, termasuk industri properti.

Pengembang melalui asosiasi telah memberi sejumlah usulan stimulus yang bisa berguna bagi pengembang, tetapi belum ada yang terealisasi.

Ketua Umum Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan bahwa sampai saat ini stimulus yang berjalan dari pemerintah baru subsidi selisih bunga yang diperuntukkan bagi konsumen rumah subsidi.

“Sampai saat ini belum ada yang terealisasi,” kata Totok kepada Bisnis, Kamis (28/5/2020).

Sebelumnya, asosiasi pengembang sudah mengajukan sejumlah usulan stimulus, antara lain terkait penundaan pembayaran perpajakan seperti bea perolehan hak atas tanah dan bangunan serta pajak bumi dan bangunan.

Selain itu, pengembang juga meminta penundaan bayar retribusi daerah setidaknya sampai akhir tahun. Namun, kalau kondisi belum memungkinkan agar ditunda hingga tahun depan.

Selain itu, pengembang juga meminta PT PLN dan perusahaan daerah air minum untuk tidak mengenakan beban minimal pemakaian saat masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Kemudian, pengembang juga berharap supaya penerapan aturan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 dan 72 ditunda sementara pengembang melakukan penyesuaian. Pasalnya, pencatatan pemasukan akan sulit lantaran penjualan yang masuk sangat jarang di tengah pandemi.

“Semua usulan ini sudah masuk semua ke pemerintahan, kami hanya bisa menunggu saja realisasinya seperti apa, mana yang bisa dikabulkan,” ungkapnya.

Stimulan tersebut, kata Totok, jika terealisasi cukup mengangkat beban pengembang yang kesulitan meraup arus kas di tengah kondisi pandemi ini.

“Masalahnya, kita kan enggak tahu sampai kapan mau PSBB. Jadi, kami mohon dari pemerintah segera memberi bantuan agar properti bisa jalan karena properti ini banyak sekali efeknya, tidak pada pembangunan saja, tapi pada banyak industri lainnya juga,” kata Totok. (Zufrizal/mutiara nabila/bisnis)