Ini strategi Summarecon Agung (SMRA) beroperasi pada fase new normal

Kamis, 28 Mei 2020

Kawasan Summarecon Bekasi yang dikembangkan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

JAKARTA -  PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) tengah mempersiapkan beberapa skenario antisipasi penerapan new normal di tengah mewabahnya virus corona baru atau Covid-19 yang belum teratasi. Seperti telah melakukan berbagai pemasaran melalui media yang ada di tengah penyebaran pandemi Covid-19.

Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung Jemmy Kusnadi mengklaim kondisi kelangsungan usaha perseroan tidak terganggu dengan adanya penyebaran pandemi Covid-19. Menurutnya, perseroan telah menjalankan aktivitas work from home (WFH) dan sistem yang dipergunakan sepenuhnya telah dapat dilakukan di luar kantor.

Sementara itu, dalam pemasarannya pun BSDE sudah mulai mengintegrasikan pemasaran digital dengan menggunakan sosial media hingga virtual reality untuk memasarkan kepada para konsumennya.

Terkait aktivitas penjualan, Jemmy menyebut, SMRA melakukan berbagai pemasaran melalui media yang ada. Akan tetapi, perseroan tidak melakukan kegiatan pameran untuk sementara waktu.

"Kita akan menjalankan aktivitas dengan tetap mematuhi aturan pemerintah seperti new normal. Pasti akan banyak penyesuaian baru. Untuk membatasi berkumpulnya khalayak umum serta melakukan perjanjian apabila terdapat permintaan dari pelanggan berdasarkan pembagian waktu yang telah ditetapkan,” kata Jemmy kepada kontan.co.id, Selasa (26/5).

Asal tahu saja, SMRA capai progres marketing sales 19% sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Sepanjang tahun 2020, Summarecon Agung membidik marketing sales Rp 4,5 triliun.

Jemmy menyebutkan, realisasi marketing sales sepanjang kuartal I 2020 sebesar Rp 855 miliar atau setara 19% dari target tahun ini. "Kontribusi utama masih dari kawasan Summarecon Serpong," ujarnya.

Menilik data perusahaan, Summarecon Serpong menyumbang marketing sales 41% atau setara Rp 351 miliar. Kemudian disusul dari kawasan Sumarecon Bekasi sebesar Rp 236 miliar atau setara 28%. Setelahnya disusul Bandung, Kelapa Gading, Makassar, dan Karawang.

Dari sisi produk, rumah tapak menjadi produk yang paling banyak menerima permintaan. Pihaknya mencatat, rumah tapak menyumbang marketing sales sebesar Rp 567 miliar yang kemudian disusul apartemen sebesar Rp 134 miliar. Sisanya berasal dari shoplot, landplot, dan office.

Sekedar informasi, realisasi tersebut turun 22,27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perusahaan mencatat, marketing sales periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,1 triliun.

Jemmy mengakui dengan adanya pandemi virus corona akan memberikan dampak hingga semester I nanti. "Pencapaian sampai dengan semester I juga akan menurun dibandingkan tahun lalu karena sementara kami tidak melaksanakan launching produk," terangnya.

Kendati begitu, untuk proyek eksisting disebutnya masih berjalan dengan memperhatikan ketentuan PSBB yang berlaku. Sayangnya, ia enggan membeberkan progres pengembangan proyek eksistingnya.

Jemmy menjelaskan, dengan kondisi saat ini, pihaknya akan menyesuaikan dengan perkembangan kondisi ke depan yang belum bisa dipastikan.

"Saat ini kami masih lebih fokus untuk berperan dalam menghentikan rantai penyebaran Covid-19 dengan mengurangi/menghentikan aktivitas mendatangkan keramaian supaya pemulihan dunia usaha juga dapat segera terwujud," tutupnya. (Selvi Mayasari/Noverius Laoli/kontan)