Pengembang 'Pede' Hadapi Banjir dan Corona

Rabu, 27 Mei 2020

Sejumlah pekerja beraktivitas di Proyek Meikarta, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. (ANTARA FOTO - Fakhri Hermansyah)

JAKARTA – Pasar rumah sekunder mulai terguncang, terutama di Jabodetabek setelah dilanda isu virus corona dan banjir berkali-kali.

Kedua hal tersebut dinilai bisa membuat rumah sekunder tidak laku. Namun, kedua hal tersebut dinilai tak terlalu memberikan pengaruh bagi hunian yang dijual maupun disewakan oleh pengembang.

Executive Director Summarecon Bekasi Albert Luhur mengatakan, bahwa masalah banjir dan virus corona tidak membawa banyak dampak pada proyek-proyeknya.

"Yang disewakan misalnya, apartemen di Summarecon Bekasi masih bisa tetap berjalan. Karena ketersediaannya adalah kebutuhan, misalnya untuk mahasiswa yang kuliah di Summarecon," kata Albert saat ditemui di Bekasi akhir pekan ini.

Adapun, untuk keterisian apartemen yang ada di Summarecon Bekasi, Albert menyebut rata-rata baru mencapai 50 persen. Serapannya didominasi oleh pasar end user dari orang tua yang membelikan unit untuk anak-anaknya.

Sementara itu, untuk kawasan banjir seperti proyek Summarecon di Kelapa Gading, Albert menyebutkan permintaan tetap ada. Terlebih karena kawasannya sudah lengkap dengan berbagai fasilitas umum.
Baca Juga : Beli Tanah Blokiran Kejagung di Forest Hill dan Millenium City Parungpanjang? Begini Solusinya

"Banjir itu kan tidak datang sepanjang tahun. Jadi potensi akan tetap ada. Apalagi penduduk di sana sebetulnya mau cari apa saja ada semua juga di sana," ujarnya.

Sedangkan untuk yang di Bekasi, Summarecon Bekasi melakukan pengolahan air dan limbah air atau Water Treatment Plan (WTP) dan Water Waste Treatment Plan (WWTP) untuk mencegah banjir. (Andya Dhyaksa/Mutiara Nabila/Bisnis)