Berkerumun Saat Wabah, Aa Gym: Jangan Tiru Keburukan

Rabu, 20 Mei 2020

KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). (Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri)

JAKARTA --  Pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid, KH Abdullah Gymnastiar yang akrab disapa Aa Gym mengomentari adanya kerumunan di tempat publik saat masyarakat lain sudah patuh menjaga jarak sosial selama tiga bulan untuk memutus penyebaran wabah virus corona atau Covid-19. Aa Gym mengingatkan umat Islam agar tetap berpikir jernih dan jangan meniru keburukan dengan keburukan yang sama.

"Aa kira sahabat-sahabat punya perasaan yang sama, jengkel, kecewa, sedih dan merasa dikhianati bagi kita yang sudah hampir tiga bulan berada di rumah melihat kerumunan di Bandara, di pasar-pasar dan di jalan-jalan," kata Aa Gym melalui pesan video kepada Republika, Rabu (20/5).

Aa Gym mengatakan, seakan-akan perjuangan dan pengorbanan orang-orang yang menjaga jarak sosial dan jarak fisik selama tiga bulan ini dikhianati oleh mereka yang berkerumun di tempat publik. Terutama perasaan para dokter dan perawat yang mempertaruhkan nyawa serta aparat yang berjaga siang malam.

Selama pandemi Covid-19 ini sekolah-sekolah tutup dan masjid tempat ibadah umat Islam menjadi sepi. Namun seakan-akan dikhianati oleh mereka yang berkerumun di Bandara, pasar, jalan dan tempat-tempat lainnya.

"Tetapi kita tetap harus (berpikir) jernih dan akal sehat harus tetap tegak, jangan sampai kita meniru keburukan dengan keburukan yang sama," ujarnya.

Diam di rumah perintah agama

Aa Gym menegaskan, bagi umat Islam, diam di rumah dan menjauhi kemudharatan adalah perintah agama dan amal shaleh. Umat Islam tetap di rumah menjaga jarak sosial dan jarak fisik bukan semata-mata karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Menjauhi (penyakit) lepra sama dengan menjauhi Singa, itu sabda Nabi Muhammad SAW, menjauhi kemudharatan lebih diutamakan daripada yang mendatangkan kemanfaatan," ujarnya.

Aa Gym mengajak masyarakat bersama-sama tetap disiplin, bertahan di rumah dan menjalankan ibadah di rumah. Bagi masyarakat yang berada di zona merah pandemi Covid-19, mari ikuti anjuran guru-guru di Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Insya Allah kalau kita disiplin, Allah menghilangkan wabah ini karena wabah ini adalah kerumunan di mana kerumunan itu ada di sana wabah itu akan ada, dengan kita Istiqomah semoga orang lain pun terbawa Istiqomah, dan Allah mengangkat wabah dan kita bisa kembali beribadah, sekolah dan bekerja dengan benar di zaman baru zaman yang lebih berkah," ujarnya. (Fuji E Permana/Muhammad Hafil/republika)