Persiapan BP2MI Jelang 34 Ribu Pekerja Migran Kembali ke Indonesia

Sabtu, 09 Mei 2020

Petugas kesehatan tengah melakukan pemeriksaan terhadap pekerja migran Indonesia yang baru tiba dari Malaysia. (Dok JawaPos.com)

JAKARTA – Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyebut adanya rencana kepulangan sekitar 34.300 pekerja migran Indonesia ‎ke tanah air.

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani mengatakan sudah menyiapkan protokol khusus untuk menjemput pekerja migran di tengah pandemi virus Korona atau Covid-19. Seperti melipatgandakan petugas di titik embarkasi.

“Yang pasti kita lipat gandakan petugas dari 75 dalam kondisi normal sekarang menjadi 150 ditempatkan di titik embarkasi,” ujar Benny dalam diskusi secara virtual di Jakarta, Sabtu (9/5).

Benny mengatakan nantinya para pekerja migran yang kembali ke tanah air akan melakukan protokol kesehatan dengan melakukan rapid test. Sehingga mencegah penularan virus Korona untuk masuk ke Indonesia.

Menurut Benny, jika dalam rapid test tersebut ada pekerja migran yang dinyatakan positif tertular virus Korona. Maka akan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran.

“Mereka msuk ke Wisma Atlet, kalau negatif kemudian masuk ke tahap selanjutnya pemeriksaan imigrasi, kemudian lolos imigrasi lalu BP2MI akan menangani mereka,” katanya.

Benny berujar para pekerja migran yang kembali ke tanah air akan terus dipantau oleh BP2MI. Jika sudah sampai ke kampung halamannya akan dipantau sesuai dengan protokol kesehatan.

“Setiba mereka di kampung halapan BP2MI akan melakukan pemantauan, makanya kita koordinasi dengan pemerintah desa, dan kita sarankan 14 hari isolasi madiri,” ungkapnya.

“Kemudian jiga kita beri nomor hotline. Itu untuk melaporkna kondisi kesehatan mereka,” tambahnya.

Selain itu BP2MI juga telah membentuk crisis center. Hal itu dilakukan jika adanya pengaduan mengenai pekerja migran yang akan pulang di tengah pandemi virus Korona ini.

“Kita punya crisis center 24 jam dalam hal pengaduan yang mereka sampaikan ke negara kita,” ungkapnya.

Sebelumnya, ‎Kepala BP2MI Benny Ramdhani ‎mengatakan 34.300 pekerja migram asal Indonesia yang tersebar di berbagai negara itu akan habis masa kontrak kerjanya pada Mei-Juni 2020.

Benny mengatakan, 34.300 pekerja migran yang habis masa kontrak kerjanya berasal dari tujuh provinsi, dengan rincian, Jawa Timur sebanyak 8.913 orang, Jawa Tengah 7.436 orang, Jawa Barat 5.832 orang, Nusa Tenggara Barat (NTB) 4.2020 orang, Sumatera Utara, 2.878 orang, Lampung 1.814 orang dan Bali 513 orang.

Kemudian ada 300 orang dari Kalimantan Barat, 293 asal Nusa Tenggara Timur, 274 dari Banten, 247 asal Kalimantan Timur, 247 asal Sumatera Selalatan, 234 asal Yogyakarta, 144 asal Sulawesi Tengah, 125 asal Riau, 109 asal DKI Jakarta, 97 orang asal Sumatera Barat, 82 asal Sulawesi Selatan, 80 orang dari Sulawesi Utara, 46 orang asal Jambi, dan Sulawei Barat 41 orang.

Benny menambahkan 39 orang berasal dari Bengkulu, 34 orang asal Sulawesi Tenggara, 33 orang Kalimantan Selatan, delapan orang dari Maluku, 7 orang asal Kalteng, empat orang dari Papua, dua orang asal Gorontalo, dan terakhir dua orang asal Kalimantan Utara.

Dari jumlah pekerja migran yang terbanyak bekerja di Malaysia, yakni 13.074 orang. Kemudian di Hongkong 11.359 orang, Taiwan 3.688 orang, Singapura 2.611 orang dan Arab Saudi 807 orang. Selebihnya tersebar di berbagai negara seperti, Brunai, Korea Selatan, Kuwait, Italia, Oman dan di berbagai negara Eropa.(Bintang Pradewo/Gunawan Wibisono/jawapos)