Menteri ESDM sebut harga BBM di Indonesia murah di Asean, berikut perbandingannya

Selasa, 05 Mei 2020

Perbandingan harga BBM di Indonesia dan negara di kawasan Asia Tenggara. (Foto: antara)

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia tergolong murah atau tidak lebih mahal ketimbang negara Asia Tenggara lainnya.

Hal ini disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam agenda Rapat Dengar Pendapat Virtual bersama Komisi VII DPR RI, Senin siang (4/5).

"Harga BBM di Indonesia merupakan salah satu yang termurah di Asean," kata dia. 

Mengutip data dan perhitungan Kementerian ESDM merujuk data Global Petrol Prices, per 1 Mei 2020 harga jual produk bensin Ron 92 di Indonesia hanya lebih murah ketimbang Singapura.

Adapun, harga Ron 92 di Indonesia berada pada kisaran Rp 9.000 hingga Rp 9.125 per liter. Sedangkan di Singapura, jenis ini  dibanderol dengan harga Rp 20.899 per liter.

Harga ini juga masih lebih mahal ketimbang sejumlah negara seperti Vietnam yang menjualnya di harga Rp 7.146 per liter, Myanmar sebesar Rp 3.143 per liter dan Kamboja Rp 8.203 per liter.

Sementara Ron 95 yang di Indonesia dijual dengan harga Rp 9.650 per liter. Harga ini pun masih kalah murah dari harga jual di Malaysia yang mencapai Rp 4.299 per liter, Thailand yang ada di rentang Rp 7.933 hingga Rp 11.302 per liter, kemudian Vietnam dikisaran Rp 7.597 hingga Rp 7.812 per liter dan Myanmar yang sebesar Rp 4.506 per liter.

Harga jual di Indonesia ini memang masih lebih murah ketimbang beberapa negara seperti Kamboja Rp 9.850 per liter, Laos sebesar Rp 16.122 per liter dan Filipina sebesar Rp 10.999 - Rp 12.523 per liter serta yang termahal yakni Singapura sebesar Rp 21.317 per liter.

Selanjutnya, harga bensin Ron 97/98 yang dibanderol Rp 9.850 per liter termasuk yang termurah ketiga di kawasan Asean. Tetapi posisinya masih kalah murah ketimbang Malaysia sebesar Rp 5.331 per liter dan Myanmar Rp 7.754 per liter.

Sementara itu, untuk harga solar, harga jual yang dikenakan di Indonesia termasuk yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara di bawah Singapura dan Laos.

Harga solar CN-51 di Indonesia sebesar Rp 9.850 sampai Rp 10.200 per liter. Singapura membanderol produk yang sama dengan harga mencapai Rp 17.450 per liter, Laos sebesar Rp 13.103 per liter.

Arifin berpendapat, penerapan harga jual solar yang ada saat ini sudah dipertahankan cukup lama bahkan di saat negara-negara lain memasang harga yang jauh lebih tinggi.

Jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lain, Myanmar menjual produk yang sama dengan harga Rp 4.610 per liter, sementara Malaysia sebesar Rp 4.815 per liter, Vietnam dengan rentang harga jual Rp 6.398 hingga Rp 6.521 per liter, adapun Filipina yang menjual dengan rentang harga Rp 9.058 hingga Rp 10.311 per liter, Thailand sebesar Rp 9.793 per liter dan Kamboja sebesar Rp 9.850 per liter.

Arifin sendiri telah memastikan tidak akan ada perubahan harga pada Mei ini sembari pemerintah terus memantau kondisi harga minyak mentah dunia dan stabilnya nilai tukar rupiah.

"Pemerintah terus memantau perkembangan harga minyak mentah dunia yang masih belum stabil, yang memiliki volatilitas yang tinggi. Diperkirakan harga akan rebound ke US$ 40 per barel di akhir tahun, waktu cukup lama makanya kami masih cermati perkembangan terutama di bulan Mei dan Juni," pungkas Arifin. (Filemon Agung/Anna Suci Perwitasari/kontan)