Pakar Epidemiologi UI Prediksi OTG Covid-19 Mencapai 86 Persen

Senin, 04 Mei 2020

Pejalan kaki melintas di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Pemerintah telah resmi menetapkan PSBB di wilayah DKI Jakarta dalam rangka percepatan penanganan COVID-19. (ANTARA FOTO - Akbar Nugro

JAKARTA - Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono membenarkan perkiraan mengenai kasus positif Covid-19 Orang Tanpa Gejala (OTG) yang disampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di angka 76 persen.

“Memang sebagian besar OTG. Di penghitungan saya justru sekitar 86 persen, estimasi dari rata-rata saya. Jadi sekitar segitu, mendekati angka yang dimiliki gugus tugas,” kata Pandu melalui sambungan telepon kepada Bisnis, di Jakarta, Senin (4/5/2020).

Dia mengatakan sedari awal kasus terinfeksi sudah diketahui sebagian besar tidak disertai dengan gejala yang spesifik atau OTG. Menurutnya, temuan itu sudah disampaikan di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia.

“Membahayakan jika tidak diisolasi dia akan berpergian berjumpa orang lain. Karena kelihatan sehat. Dia sendiri tidak sadar jika dirinya sudah terinfeksi,” ujarnya.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo membeberkan setidaknya terdapat 76 persen Orang Tanpa Gejala (OTG) terinfeksi virus Corona atau Covid-19 di Indonesia.

“Angka ini berasal dari riset yang dilakukan oleh sejumlah pakar epidemiologi. Kelompok ini didominasi oleh orang-orang muda yang memiliki mobilitas tinggi. Tanpa disadari mereka sebenarnya pembawa virus,” kata Doni di dalam Pembukaan Musrenbangnas 2020 secara virtual, Jakarta, pada Kamis (30/4/2020).

Menurut dia, memisahkan kelompok muda dari kelompok yang rentan adalah salah satu cara efektif untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Adapun, kelompok rentan adalah masyarakat dengan riwayat penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, kanker maupun asma.

“Selain itu kelompok masyarakat yang lanjut usia juga rentan, sehingga mereka harus dipisahkan saat ini dengan kelompok yang lebih muda seperti anak dan keponakannya,” ujarnya. (Fitri Sartina Dewi/Nyoman Ary Wahyudi/Bisnis)