Penyair Denmark Pengkritik Umat Islam Wafat di Usia Muda

Jumat, 01 Mei 2020

Yahya Hasan penyair Denmark berdarah Palestina wafat di usia muda. (Foto: Sputnik)

COPENHAGEN – Seorang penyair Denmark keturunan Palestina yang menjadi berita utama saat remaja pada 2013 lalu atas sebuah buku yang mengkritik kaum Muslim, telah meninggal dunia. Hal ini disampaikan pihak kantor penerbit pada Kamis (30/4) waktu setempat dilansir dari Dailymail, Jumat (1/5).

Penyair tersebut ialah Yahya Hassan yang masih berusia 24 tahun. Editornya di Gyldendal, Simon Paternak, menyebut kematian Hassan sebagai bencana. Namun mereka tidak merinci lebih lanjut. Meski Hassan telah menerima ancaman pembunuhan, polisi tidak mencurigai adanya tindak pidana.

Paternak memuji Hassan karena bersikeras atas pendapatnya sendiri, mempertahankan wilayahnya, menemukan jati dirinya sendiri terlepas dari apa yang dipikirkan orang-orang. "Dia ingin menjadi dirinya sendiri dan menulis puisi yang dia inginkan dengan biaya yang sangat besar setelahnya," kata Paternak.

Buku karangan Hassan telah terjual lebih dari 120 ribu eksemplar sejak diterbitkan. Sebagian besar buku puisi di Denmark menjual kurang dari 500 eksemplar, menurut industrinya.

Dalam puisinya, Hassan mengkritik apa yang dia klaim sebagai budaya kemunafikan yang menopang populasi Muslim Denmark.

Hassan menunjuk orang tua imigran Palestina dan generasi mereka sebagai alasan mengapa dia berhenti sekolah dan melakukan kejahatan kecil.

Dia juga mengecam umat Islam karena melakukan penipuan dengan manfaat sosial, memukuli anak-anak mereka dan gagal berintegrasi dalam masyarakat Denmark sambil berpegang teguh pada Alquran.

Publikasi Hassan memicu banyak ancaman kematian dan dia mendapat perlindungan polisi. Dan pada Desember lalu, Hassan menerbitkan koleksi puisi kedua, tetapi tidak menerima perhatian yang sama seperti yang pertama.  

Pihak kepolisian, yang bertanya tentang kematian Hassan, mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki keadaan sekitar terkait kematian seorang pria berusia 20 tahun di Aarhus, Denmark barat, tempat Hassan tinggal. "Saat ini tidak ada dalam penyelidikan kami yang menunjukkan adanya tindak pidana," kata juru bicara kepolisian kepada surat kabar BT pada Kamis lalu.(Umar Mukhtar/ Nashih Nashrullah/republika)