Pemkot Pekanbaru Memprediksi Covid-19 Berakhir Juni

Jumat, 01 Mei 2020

imbauan menggunakan masker di Pasar Agus Salim, Kota Pekanbaru (Foto: MHD Akhwan/RiauPos)

PEKANBARU – Berdasar hasil kajian tim analisis Covid-19, Pemerintah Kota Pekanbaru memprediksi wabah virus korona di Ibu Kota Provinsi Riau itu akan berakhir pada pertengahan Juni. Pemerintah Kota Pekanbaru lewat gabungan Kominfo, Bappeda, Balitbang, Dinkes, dan Diperindag, sudah melakukan analisa data statistik terkait penyebaran Covid-19 dengan menggunakan metode grafik.

Tim Analisis Cepat Penanganan Covid-19 Pekanbaru Eka Firmansyah Putra menjelaskan, grafik statistik Covid-19 akan menyentuh titik nol pada tanggal 12 Juni. Saat ini, menurut dia, kondisinya tidak lebih baik dan tidak lebih buruk.

”Pemkot mencoba membuat estimasi statistik kapan kasus positif Covid-19 di Pekanbaru akan menurun hingga grafik tersebut menyentuh titik nol, memang tidak bisa dipastikan tetapi tingkat keyakinannya 76 persen,” kata Eka Firmansyah seperti dilansir dari Antara di Pekanbaru.

Artinya, lanjut dia, saat grafik tersebut berada di titik nol, tidak ada lagi kasus baik orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) maupun pasien positif Covid-19 di Pekanbaru saat itu. ”Kami dari hasil statistik tersebut menemukan Pekanbaru pada titik nol PDP akan terjadi pada tanggal 12 Juni,” ujar Eka Firmansyah.

Namun, menurut dia, semua prediksi itu bisa dicapai jika kondisi saat ini dipertahankan. Dalam artian pemberlakuan PSBB dengan protokoler jaga jarak fisik tetap diberlakukan dan dipatuhi masyarakat.

Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru Firdaus menyatakan, jika ingin titik nol itu atau Covid-9 berakhir lebih cepat di Pekanbaru, perlu upaya untuk mencapainya. ”Kita tidak harus menunggu pertengahan Juni untuk menghentikan wabah Covid-19. Ada hal yang perlu dilakukan. Caranya temukan, obati, dan sembuhkan,” kata Firdaus

Dia mengatakan, Pekanbaru segera melakukan uji swab bagi PDP sehingga akan diketahui secara pasti yang dirawat positif atau negatif Covid-19. Selanjutnya, dilakukan penelusuran siapa saja yang pernah kontak dengan PDP positif tersebut.

”Artinya akan cepat ditemukan siapa saja yang pernah kontak dan langsung isolasi, bagi yang mampu ekonominya dia lakukan karantina dan isolasi mandiri. Yang kurang mampu, akan ditanggung pemerintah, sudah disediakan rusunawa di Rejosari dengan 360 tempat tidur,” terang Firdaus. (Latu Ratri Mubyarsah/Antara/jawapos)