Kementan: Diversifikasi Tanaman Bantu Pendapatan Petani Saat Pandemi

Jumat, 01 Mei 2020

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan, optimalisasi lahan melalui diversifikasi tanaman dapat membatu petani di tengah wabah Covid-19. Direktur Jenderal Perkebunan Kasdi Subagyono mengatakan, diversifikasi tanaman pertanian merupakan salah satu alternatif solusi untuk mengatasi masalah pemenuhan atau penyediaan kebutuhan pangan saat ini.

“Sekarang, hampir semua daerah di Indonesia menggalakkan program diversifikasi tanaman guna meningkatkan produksi pertanian,” katanya dalam keterangannya, Jumat (1/5).

Ia menjelaskan, kegiatan usaha perkebunan rakyat umumnya dilakukan di lahan kering dengan konsep monokultur. Di lahan kering, berbagai tanaman dapat dikembangkan lebih banyak dibandingkan di lahan basah.

Hal ini berarti bahwa kegiatan usaha perkebunan sebagai usaha monokultur dapat ditingkatkan. “Pengembangan perkebunan dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan salah satunya dapat ditempuh dengan metode polikultur,” tuturnya.

Ia mencontohkan, salah satunya dengan pola penanaman jambu mete yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Mereka menggunakan pola tumpang sari antara tanaman porang dengan jambu mete.

Harga gelondong atau kacang mete yang relatif mahal menjadikan komoditas tersebut berperan cukup besar terhadap pendapatan petani. Begitu juga dengan tanaman porang yang memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai bahan campuran untuk industri, obat-obatan, makanan, dan lain-lain.

“Pola tumpang sari ini sangat baik untuk dilakukan, di mana pada saat petani melakukan pengembangan tanaman jambu mete, tanaman porang akan memberikan pendapatan bagi petani, sambil menunggu tanaman utama (jambu mete) menghasilkan,” katanya.

Pola tumpang sari ini juga secara langsung dapat meningkatkan produktivitas tanaman jambu mete. Sebab, petani akan lebih sering ke kebunnya dalam melakukan pemeliharaan tanaman porang. Sehingga secara tidak langsung tanaman jambu mete akan ikut terpelihara. (Estu Suryowati/Romys Binekasri/jawapos)