Anggaran Ibu Kota Baru Dialihkan untuk Bangun RS

Jumat, 24 April 2020

Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Dery Ridwansah/JawaPos.com)

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2020 diprediksi masih positif. Dengan skenario dampak Covid-19 yang berat, ekonomi diperkirakan tumbuh 1,1 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, ada dua skenario yang disiapkan pemerintah terkait dampak Covid-19 terhadap perekonomian. Skenario berat menghitung dampak terhadap ekonomi besar. Namun, dalam tiga bulan ke depan bisa kembali pulih berkat keberhasilan pembatasan sosial berskala besar. Sedangkan skenario sangat berat menghitung masalah Covid-19 belum teratasi dengan PSBB.

”Dengan skenario sangat berat, pertumbuhan ekonomi triwulan II diprediksi terkontraksi hingga minus 1,3 persen,” ujar Sri Mulyani dalam Zoom meeting dengan sejumlah pemimpin redaksi tadi malam (23/4).

Perempuan yang akrab disapa Ani itu menilai kondisi ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan sejumlah negara G-20. Termasuk Tiongkok yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi hingga minus 6,8 persen pada triwulan pertama 2020. ”Terlihat betapa besar dampak Covid ini. Tiongkok dari tumbuh plus 6 persen menjadi minus 6,8 persen,” jelasnya.

Untuk menekan dampak Covid terhadap perekonomian, Ani menyebut insentif Rp 405 triliun di APBN dialokasikan untuk menjaga kondisi perekonomian. Termasuk di dalamnya terdapat stimulus perpajakan Rp 75 triliun.

Pemerintah, terang Ani, juga melakukan realokasi anggaran. Di antaranya, anggaran pembukaan lahan ibu kota negara yang baru di Kementerian PUPR. Kementerian PUPR merealokasi anggaran Rp 120 triliun, termasuk anggaran awal untuk ibu kota baru. ”Dananya sudah dialihkan untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit, termasuk membangun rumah sakit darurat Covid di Batam.”

Sementara itu, lelang masterplan ibu kota baru di Kementerian PPN/Bappenas sedang dinegosiasi ulang untuk ditunda pelaksanaan proyeknya menjadi tahun depan. Alasannya, pandemi diprediksi mereda tahun depan dan ekonomi membutuhkan stimulus fiskal untuk pulih dari efek pandemi.(Ilham Safutra/c6/noe/jawapos)