Sebar Peti Mati, Cara Bupati Boltim di Sulut Ingatkan Warga soal Bahaya Corona

Sabtu, 18 April 2020

Sehan Salim Landjar (foto: fb)

SULAWESI UTARA - Video Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Salim Landjar, saat memberikan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat terkait bahaya virus corona, kini tengah viral. Sehan menyampaikan imbauan diselingi dengan candaan yang mudah diterima masyarakat.
 
Dihubungi manadobacirita, Eyang sapaan akrabnya, mengatakan memberikan edukasi lewat cara sosialisasi langsung bisa diterima masyarakat. Selain dengan cara itu, dia juga memiliki cara yang cukup ekstrem untuk mengingatkan masyarakat bahwa Corona bisa menyebabkan kematian dengan cara yang singkat.
 
Sehan menyediakan 8 buah peti mati yang ditaruhnya di 7 kecamatan serta satu buah untuk dirinya. Menurutnya, peti mati itu sebagai simbol masyarakat harus patuh dan berdiam di rumah agar tidak masuk akibat Corona.
 
"Yang kita lawan ini tidak bersayap, tidak berkaki dan tidak kelihatan. Jadi, kita susah menebaknya. Dan kalau sudah terkena, ya peti jenazah ini yang akan jadi tempat kita. Makanya, saya ingatkan agar dengar-dengaran dan berdiam diri di rumah dulu," kata Sehan saat dihubungi via WhatsApp.
ilustrasi corona.jpg

Ilustrasi orang deteksi suhu tubuh (foto: kumparan)

Menurut Sehan, daerahnya menjadi daerah pertama di Sulawesi Utara yang menetapkan status siaga bahaya Corona, walaupun belum ada satu kasus yang terjadi. Sejak 23 Maret, pria yang juga menjabat sebagai Ketua PAN Sulawesi utara ini sudah memberikan instruksi ke ASN dan anak sekolah agar melaksanakan kerja di rumah masing-masing.
 
Bahkan, pada 30 Maret, Sehan mengatakn sudah mulai melakukan penjagaan di wilayah 4 pintu masuk ke Boltim. Di mana seluruh masyarakat yang melintas akan melewati protokol kesehatan.
 
"Orang-orang Boltim yang pulang juga kami karantina atau isolasi dulu. Ya, kami memang mau jalankan benar-benar ingin agar tidak ada masyarakat kami yang terkena penyakit ini," tutur Sehan.
 
Saat ini, Kabupaten Boltim sendiri belum memiliki orang yang terkonfirmasi positif mengidap penyakit COVID-19. Begitu juga untuk Pasien Dalam Pemantauan (PDP). Sementara, untuk Orang Dalam Pemantauan, Kabupaten Boltim telah menetapkan sebanyak 46 orang, yang mana menurut Sehan, tiga hari lagi akan selesai masa pemantauannya.
 
"Dari 46 ODP di Boltim, ada juga 7 orang tanpa gejala seperti batuk, panas dan demam. Untuk fasilitas kami, memang belum ada rumah sakit, tapi kami punya 8 puskesmas, di mana 4 di antaranya sudah tipe utama. Untuk ruang isolasi semua puskesmas punya," tutur Sehan kembali.(Manado Bacirita/kumparan)